Minggu, 5 April 2020, kami dari kelompok belajar menulis gelombang 8 memulai lagi menimba ilmu secara online dengan narasumber handal. Kali ini bersama bapak Akbar Zainudin seorang Penulis buku best seller Man Jadda Wajada.
Sekilas perkenalan dari beliau, beliau mulai karir menulisnya sejak duduk di bangku SMA di Gontor dan dilanjutkan pada saat beliau menjadi mahasiswa. Buku pertama beliau, Man Jadda Wajada ditulis tahun 2008, yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia. Hingga sekarang, sudah ada 13 buku yang beliau tulis dan hampir semuanya bertema motivasi.
Menurut pak Akbar, terdapat dua tipe naskah yaitu naskah fiksi (novel, cerpen, fabel, dan sebagainya) dan non fiksi (buku motivasi, buku pendidikan, sains, dan sebagainya). Perbedaan dari kedua tipe naskah ini terletak pada bagian-bagiannya yaitu :
Naskah Non Fiksi berisi,
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.
sedangkan naskah fiksi berisi,
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita
Meskipun berbeda, namun langkah dalam penyusunan kedua naskah ini tetaplah sama.
Selanjutnya beliau mulai memaparkan mengenai langkah-langkah mudah menulis sebuah naskah buku. Langkah tersebut haruslah mengikuti prinsip T O J T R P.
Langkah pertama adalah T yaitu menentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema untuk sebuah buku, cukup satu saja. Hal ini berkaitan dengan branding, branding kita sebagai penulis harus jelas. Misalnya kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, maka menulislah dengan tema pendidikan, ataupun dapat tema yang lain seperti romantisme, motivasi cara belajar, dan sebagainya. Tetapi apabila terpaksa harus lebih dari 1 tema, penulis boleh menggunakan 2-3 tema tetapi tema tersebut harus tetap berkaitan dengan yang lain. Dalam pemilihan tema, kita dapat memilih tema yang sekarang sedang hangat dibicarakan (untuk season tertentu) ataupun tema yang abadi. Contoh dari tema season tertentu, Misalnya kalau akan dilaksanakan Pemilu, maka buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Sedangkan buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya, tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Langkah kedua adalah O, membuat OUTLINE atau DAFTAR ISI. Outline ini berguna agar tulisan kita terarah, kita dapat membuat jadwal dan target, menghindari "ngeblank" pada saat menulis dan agar bukunya dapat segera terselesaikan. Karena jika tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai.
Langkah ketiga adalah J, buatlah jadwal penulisan. Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita. Misalnya kita akan membuat 30 judul tulisan, maka kita harus membuat target jadwal untuk sebuah tulisan kapan harus selesai dan kita wajib menepati target tersebut.
Langkah keempat adalah T, Tuliskan. Ketika kita sudah memiliki outline dan jadwal, berikutnya adalah membuat tulisan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan hanya terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna karena itu akan menghambat pergerakan kita untuk melanjutkan ke tulisan berikutnya.
Langkah kelima adalah R, REVISI. Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Revisi yang dilakukan meliputi data dan informasi yang kurang, tata bahasa, gaya tulisan yang harus sama dari awal hingga akhir serta judul-judul artikel yang harus dibuat menarik.
Langkah keenam adalah mengirimkan draft tulisan ke penerbit. Hal yang paling utama menjadi pertimbangan penerbit adalah apakah buku kita yang akan diterbitkan laku atau tidak. Hal ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita, siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Ini terkait kelebihan buku kita dibandingkan dengan buku sejenis. Yang terakhir bagaimana sumbangsih penulis untuk membantu pemasaran buku yang akan diterbitkan. Selanjutnya beliau menuturkan bahwa naskah yang akan dikirim ke penerbit, haruslah naskah yang sudah jadi, bisa dalam bentuk hard copy ataupun soft copy tergantung keinginan dari penerbit tersebut. Jumlah halaman naskah biasanya minimal 100 halaman, rata-rata sekitar 200-300 halaman. Setelahnya penulis tinggal menunggu kabar baik dari penerbit . Jika buku kita layak untuk diterbitkan, biasanya penulis akan mendapatkan uang royalti sebesar 10% dari buku yang terjual.
Sebagai tambahan nya, beliau mengungkapkan jika judul buku juga sangat berpengaruh agar calon pembaca tertarik dengan buku kita. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat judul buku menjadi menarik.
1. Provokatif.
Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian"
2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.
3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata sebagai Judul utama, selebihnya digunakan sebagai sub judul.
Misalnya : MAN JADDA WAJADA : The Art of Excellent Life
Beberapa langkah diatas dapat terwujud jika dalam diri kita sudah ada kemantapan hati untuk mulai ingin menulis. Dan selalu ingat untuk disiplin diri mengikuti jadwal yang dibuat. Hilangkan rasa malas dalam diri karena itu adalah penghambat utama dalam berkarya. selamat menulis 😊
Mantap bu
BalasHapusTerimakasih 😊
Hapusok, josss
BalasHapusKeren bu
BalasHapusKeren bu
BalasHapus