Seperti beberapa malam sebelumnya, malam ini kami disuguhi dengan materi baru lagi melalui kuliah online di grup belajar menulis gelombang 8. Memang sekarang ini sudah menjadi agenda rutin kami tiap malam mulai dari jam 19.00-21.00 WIB untuk menyimak pemberian materi dari para narasumber yang keren dan handal. Jumat 3 April 2020 giliran bapak Munif Chatib selaku narasumber yang menularkan ilmunya untuk kami. Beliau adalah pengarang buku best seller "Gurunya Manusia" dan seorang pembicara nasional yang sangat berpengalaman. Materi yang disampaikan beliau yaitu 'Menulis tentang Momen Spesial kala Mengajar'.
Sebagai stimulus, kami disuguhkan sebuah judul bacaan dari buku karangan beliau yaitu 80 menit di kelas neraka merupakan sebuah tulisan yang sangat apik penyajiannya. Bercerita tentang bagaimana beliau mengkondisikan kelas dengan banyak siswa yang spesial di dalamnya dengan teknik-teknik mengajar yang keren sehingga siswa yang awalnya cuek dengan pelajaran, menjadi tertarik dengan pelajaran. Meskipun bercerita tentang momen beliau pada waktu mengajar, tetapi karena dibungkus dengan rapi oleh pemilihan kata yang tepat, kesinambungan kalimat yang pas, penggunaan ejaan yang benar, membuat karya tersebut menjadi luar biasa.
Selanjutnya beliau mengadakan sesi tanya jawab dengan peserta secara online yang dimoderatori oleh om Jay selaku fasilitator dalam pembelajaran online ini. Peserta sangat antusias mengajukan beberapa pertanyaan kepada beliau. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan peserta, sebenarnya ada 2 pertanyaan inti yang ditekankan oleh peserta yaitu bagaimana kiat menulis momen spesial kala mengajar menjadi suatu karangan yang apik dan pantas dibaca serta bagaimana memanajemen pembelajaran dengan siswa-siswa spesial di dalamnya.
Pak Munif menjelaskan bahwa terdapat tiga langkah utama dalam penulisan momen spesial, yang pertama yaitu kita mempunyai frase / kalimat momen spesial. Biasanya jika ada momen spesial, beliau langsung menuliskannya di handphone. Tidak banyak kalimat, hanya beberapa inti dari momen itu saja. Malam harinya, beliau tulis ulang kalimat / frase tersebut dalam bentuk word.
Langkah kedua, dari pokok pikiran atau bahan tulisan tersebut, dikembangkan menjadi beberapa paragraf. Caranya yaitu dengan mengidentifikasi masalahnya apa, mencari tahu penyebabnya apa, mencari tahu tentang dampak jika masalah tidak selesai dan apa hikmah dari kejadian yang dialami. Beliau menuturkan jika beliau menulis secara bebas ketika mengembangkan pokok pikiran ini. Penulisannya dilakukan dengan masih mengesampingkan ejaan- ejaan karena menurut beliau perasaan bebas menulis inilah yang membantu kita untuk lancar menuangkan pokok pikiran. Selanjutnya langkah terakhir adalah editing agar tulisan menjadi enak dinikmati oleh pembaca.
Semua kejadian yang kita alami sewaktu mengajar dapat kita tulis dan dijadikan sebagai momen spesial. Tergantung dari jenis kejadiannya. Triknya adalah kumpulkan saja dalam bentuk kalimat pendek tentang banyaknya kejadian. Untuk menulisnya menjadi kalimat lengkap, harus satu persatu. Kita dapat menulis dari yang paling mudah dikembangkan menjadi paragraf. Momen spesial di kelas biasanya sangat berhubungan dengan potensi kecerdasan setiap siswa. Misalnya siswa yang sebelumnya pasif karena pantikan sesuatu, seketika akan berubah menjadi siswa yang aktif dan cerdas. Ini juga dapat dituangkan menjadi tulisan untuk momen spesial di kelas. Bahkan momen negatif yang terjadi selama pembelajaran akan lebih memberi muatan emosional yang kuat dan dapat memberi pembelajaran yang banyak untuk kita. Hanya saja ketika menulis momen negatif, tempat kejadian dan nama pelaku lebih baik diberikan inisial. Akan tetapi, momen spesial tidak dapat diperoleh dari pembelajaran online. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat bertatap muka langsung sehingga secara psikologis berasa kurang. Yang dapat dilakukan adalah membaca feedback yang dituliskan siswa selama pembelajaran online tersebut.
Lebih lanjut, Beliau juga menyampaikan bahwa tipe tulisan menulis momen spesial merupakan tipe karangan bebas. Jadi tidak terikat dengan ketentuan seperti pada tulisan-tulisan ilmiah. Dalam penentuan judul juga terdapat trik tertentu. Pilihlah judul yang dalam sekali baca akan menimbulkan banyak pertanyaan, istilahnya 'anti mainstream'. Sebab itulah yang disukai oleh otak kita. Disamping itu, Pak Munif menambahkan jika tulisan yang baik adalah ketika isi tulisan tersebut dibaca, pembaca akan mendapat hikmah positif dari tulisan tersebut dan itu akan masuk ke alam bawah sadar juga.
Sebagai tambahannya, Pak Munif juga memberikan beberapa tips untuk mengolah kelas menjadi menyenangkan ketika pembelajaran. Beliau mengatakan bahwa ketika mengajar yang terpenting adalah awalnya (pendahuluan). Pendahuluan /apersepsi yang diberikan haruslah keren di mata siswa. Apersepsi yang dimaksud adalah yang dapat memikat siswa secara emosional. Emosional adalah perasaan yang bermacam-macam, baik suka maupun duka. Caranya adalah dengan menghubungkan materi ajar dengan kejadian yang baru saja dialami oleh siswa secara personal. Pak Munif mencontohkan ketika beliau menyampaikan pembelajaran di kelas 2 SD di Sidoarjo Jawa timur, beliau membuat apersepsi yang dikaitkan dengan bencana Lumpur Sidoarjo. Sontak beberapa siswa langsung menangis karena banyak dari rumah mereka yang terkena dampak dari bencana tersebut. Inilah yang disebut memikat siswa secara emosional, semakin siswa terpikat, maka apersepsi dikatakan berhasil. Dan jika apersepsi berhasil, maka secara tidak langsung siswa akan lebih memperhatikan kita dan materi ajar kita. Efeknya, siswa akan lebih paham materi yang disampaikan.
Selanjutnya optimalkan emosional siswa dengan refleksi di akhir pertemua. Ajak anak untuk menarik kesimpulan tentang hikmah dari materi yang disampaikan. Ini akan membuat penutup pembelajaran terlihat keren. Mengapa awal dan akhir haruslah terlihat keren? Hal ini karena secara neurosains, awal dan akhir itu penting dan itu yang 80% tercatat dalam otak siswa kita. Setelahnya kita baru menentukan metode ajar yang digunakan. Pilihlah metode student center learning yang lebih berfokus pada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pelaksanaannya dilakukan di tengah-tengah pembelajaran antara awal dan akhir pembelajaran.
Dan perlu diingat, tidak ada anak yang nakal, yang ada hanyalah anak yang kebutuhannya belum terpenuhi. Semakin banyak kebutuhan yang belum terpenuhi, maka semakin anak itu berulah untuk meminta perhatian lebih dari guru. Lakukan pendekatan, bukan sebagai guru tetapi sebagai teman. Telusuri kebutuhan si anak tersebut maka anak tersebut akan merasa lebih diperhatikan, kedekatan dengan kita sebagai guru juga terbangun, efeknya anak akan menjadi senang dengan pelajaran kita imbas dekat dengan kita.
Demikian pengutaraan materi dari bapak Munif Chatib. Benar-benar sangat mengesankan dan bermanfaat. Kelas ditutup dengan sedikit motifasi dari Mr Bams.
" Jadilah Guru yang bisa menjadi guru, teman dan orang tua. Pekalah dengan keadaan kelas. Kepekaan akan membuat hati kita tergerak untuk menuliskan setiap momen di kelas sehingga guru akan terus belajar tanpa henti untuk menjadi yang bermanfaat".
Luar Biasa
BalasHapusInspirasi bagi saya👍
BalasHapusMari kita tuloskan momen spesial di kelas kita.+
BalasHapusinsyaallah disegerakan 😄
Hapus