Man Jadda Wa Jadda, Barang siapa bersungguh-sungguh, maka akan berhasil,,,sebuah mantra terampuh yang selalu beliau ucapkan ketika akan melakukan sesuatu. Bagi beliau, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin jika disertai dengan usaha dan doa, tak terkecuali untuk meraih prestasi di kancah nasional dan internasional.
Dialah Encon Rahman, seorang sosok inspiratif dari Majalengka. Sedari muda sudah banyak prestasi yang beliau ukir. Dimulai ketika beliau mondok di Pondok pesantren Daarut Tauhid di Bandung, beliau meraih juara II tingkat nasional pada sayembara menulis karya ilmiah. Keberhasilan dalam dunia tulis menulis ini mendorong nya untuk terus berkarya di bidang sosial pendidikan.
Pada tahun 2006 Encon Rahman tercatat sebagai Guru berstatus PNS yang ditempatkan di Kabupaten Majalengka. Sebagai guru muda Encon Rahman terus berkarya dan berkarya. Pada tahun 2012 ia menjadi Juara III Kreativitas Guru tingkat Nasional dan juara II “Simposium Nasional Program BERMUTU” tingkat Nasional. Pada tahun 2013 Ia menjadi Juara Harapan I Forum ilmiah guru (FIG) SD Tingkat Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya, tahun 2014 ia menjadi Finalis Inovasi pembelajaran (INOBEL) tingkat nasional untuk jenjang SD. Pada Tahun 2015 Finalis “Anugerah Mahkamah Konstitusi Guru PPKn” Kelompok SD Tingkat Nasional dan juara I tingkat Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2016 Juara I guru berprestasi tingkat nasional dan Guru Inspiratif Jawa Barat “Anugerah Een Sukaesih Awards 2016”. Pada tahun 2017 Encon Rahman mendapat penghargaan sebagai guru internasional dari Princess Maha Chakri Awards (PMCA) Kerajaan Thailand. Kiprahnya sebagai seorang guru berprestasi kian cemerlang ketika pada tahun 2018 ia mendapat penghargaan Satya Lencana dari Presiden RI, Joko Widodo sebagai guru berprestasi di bidang Pendidikan.
Kesuksesan seorang Encon Rahman sebagai guru berprestasi (gupres) tingkat nasional dan internasional dibagikan kepada kami, para peserta belajar menulis gelombang 8 tadi malam. Sebagai awalan, beliau menjelaskan bahwa lomba guru berprestasi bukan hanya diselenggarakan di Indonesia tetapi lomba ini juga diterapkan di negara-negara lain termasuk di Asia tenggara. Itulah sebabnya pemerintah setiap tahun selalu mengadakan lomba gupres. Lomba gupres termasuk ajang berprestasi dan bergengsi bagi seorang guru. Kenapa dikatakan demikian? karena penilaian gupres lebih komprehensif dan menyeluruh dari berbagai faktor. Sebagaimana kita ketahui di dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 mengenai jabatan guru adalah profesi. Seorang guru harus memiliki jabatan profesional yang mencakup 7 M. Adapun yang dimaksud dengan 7 M adalah
1. Mendidik
2. Membimbing
3. Mengarahkan kan
4. Melatih
5. Menilai
6. Mengajar
7. Mengevaluasi
Apabila guru tidak memiliki ranah 7M ini maka akan menjadi pertanyaan besar karena guru adalah seorang profesional.
Lebih lanjut beliau menambahkan jika pemerintah selalu mengadakan lomba gupres baik dari tingkat jenjang satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA diantaranya memiliki tujuan, yaitu:
1. Mengangkat guru sebagai profesi terhormat mulia bermartabat dan terlindungi
2. Meningkatkan motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya
3. Meningkatkan persaingan yang sehat selalu pemberian penghargaan di bidang pendidikan
4. Membangun komitmen mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran menuju standar nasional pendidikan.
Dengan mengacu kepada tujuan pemilihan gupres di atas maka kegiatan ini rutinitas diselenggarakan setiap tahunnya.
Untuk menjadi gupres tidaklah mudah namun juga tidak mustahil. Mengapa dikatakan demikian? Sebagaimana disampaikan di awal pembicaraan menjadi gupres merupakan ajang prestasi dan prestise tertinggi bagi karir seorang guru. Jika dalam lomba lomba sejenis yang diadakan oleh Kemendikbud seperti inobel, LKG, OGN dan sejenisnya itu baru bagian terkecil dari komponen gupres. Berdasarkan kondisi itu, bagi rekan rekan guru yang tertarik akan mengikuti ajang lomba gupres harus dipersiapkan sejak dini.
Beliau juga mengungkapkan rahasia sukses menjadi gupres, satu memiliki amalan batiniah dan kedua memiliki amalan lahiriyah. Salah satu amalan batiniah ketika kita akan mengikuti lomba gupres adalah jangan dengki kepada orang lain sesama peserta gupres. Kedua jangan sombong atau merasa akan menjadi pemenang karena kita merasa paling banyak karya misalnya. Jika pada ajang gupres ada rasa dengki sombong dan bakal menang malah akan terjadi sebaliknya. Itulah sebabnya hilangkan seluruh penyakit hati pada saat kita mengikuti ajang gupres baik mulai dari Kecamatan hingga nasional. Adapun amalan lahiriahnya adalah isi seluruh komponen portofolio dgn benar.
Selanjutnya beliau menceritakan bagaimana proses yang beliau jalani untuk menjadi seorang gupres.
1. Dimulai dari persiapan, persiapkan dengan baik apa yang dibutuhkan dalam lomba tersebut dengan berdasar kepada pedoman lomba gupres yang selalu disampaikan pemerintah setiap tahunnya.
2. Jangan mau menjadi peserta gupres karena desakan pihak luar misalnya PGRI atau kepala sekolah padahal kita belum siap karena jika kita tetap memaksakan untuk ikut ajang gupres padahal kita tidak siap hanya akan menghabiskan biaya tenaga pikiran dan waktu saja.
3. Karya tulis untuk bekal gupres adalah buku-buku karangan sendiri atau keroyokan / antologi dan tulisan kita yang pernah dimuat berbagai media cetak.
4. Persiapkan juga media pembelajaran, bimbingan kepada rekan guru, dan bimbingan kepada anak-anak kita hingga men jadi juara.
Sedangkan terkait unsur penilaian gupres itu sendiri, terdapat 4 unsur-unsur yang dinilai pada seleksi penerimaan gupres yaitu kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik. Keempat unsur tadi harus dibuktikan dalam bentuk portofolio, wawancara, tes, presentasi dan sikap kita pada saat mengikuti ajang gupres. Memiliki tulisan yang dibukukan atau artikel di surat kabar merupakan salah satu penilaian dari pihak juri dari unsur profesional. Itulah sebabnya bagi rekan-rekan yang ingin menjadi gupres harus memiliki modal diantaranya tulisan-tulisan atau artikel yang pernah di di muat di surat kabar. Kumpulkan dari sekarang buku, tulisan, piagam penghargaan dan sejenisnya untuk dijadikan salah satu bukti pada portofolio. Sedangkan untun aspek pedagogik, kepribadian dan sosial itu akan dinilai dari gesture pada saat wawancara, cara presentasi dan performa pada saat kita ikut lomba.
Selanjutnya, sebagai bentuk perhatian yang diberikan pemerintah terhadap gupres, akan diberikan uang tunai senilai 30 juta rupiah, laptop dan studi banding ke luar negeri. Disamping itu, sebagai gupres kita juga akan sering dilibatkan menjadi pembicara di berbagai acara yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.
Diakhir, beliau juga berpesan agar ketika kita mengikuti ajang guru berprestasi, janganlah terlalu bergantung kepada dinas perihal biaya dalam proses mengikuti ajang gupres. Kita harus mandiri karena menjadi gupres butuh modal, kesabaran, dan ketawakalan yang yang luar biasa. Dan yang terpenting menurut beliau adalah, untuk menjadi seorang gupres haruslah selalu fokus dalam bekerja, produktif, dan kreatif. Untuk menciptakan produktivitas dan konsistensi diri yang kreatif modalnya adalah pembiasaan secara Istiqomah. Kemudian banyak belajar dari orang lain dan jangan merasa lebih hebat dari orang lain. Itulah sebabnya beliau selalu bertanya dan menyimak pembicaraan orang lain dengan maksud untuk menambah ilmu sebagai salah satu bekal menjadi guru berprestasi.
lengkap sudah
BalasHapusBagus sekali. Hasil resume nya
Hapus