Langsung ke konten utama

PESAN UNTUK SI CORONA


Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa belajar di sekolah jauh lebih menyenangkan daripada ketika kami belajar di rumah. setidaknya ketika di sekolah, kami masih bisa bercanda dengan teman dan guru kami, masih bisa menikmati uang jajan kami, masih bisa sedikit mencuri pandang dengan gebetan kami dan yang lebih penting,tugas tidak selalu menghantui kami setiap hari.

Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa kami, para orang tua tidak akan lagi dengan mudahnya menghakimi dan menyalahkan para guru karena kenakalan anak kami, prestasi anak kami yang turun atau mungkin adab anak kami yang kurang. karena kami, para orang tua sudah merasakan sendiri, bagaimana susahnya menjadi pengajar dan pendidik sekaligus. kami harus memiliki kesabaran yang begitu ekstra untuk belajar menjadi guru ketika anak kami belajar di rumah.

Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa kami sebagai guru harus selalu mengupgrade diri dan keilmuan kami. kami harus bisa keluar dari zona nyaman kami yang terbiasa menggunakan pembelajaran konvensional. kini kami dituntut untuk terus berlatih, berinovasi dan berkreasi untuk menyampaikan pembelajaran daring ke siswa, mendesain pembelajaran agar siswa tidak jenuh dan stres dengan metode baru ini.

Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa pola hidup sehat dan bersih itu memang penting. dulu kami hanya memakan makanan yang mulut kami minta, sekarang kami sadar bahwa kami harus makan makanan yang tubuh kami butuhkan. dulu kami seakan cuek dengan kebersihan, kami hanya membersihkan ketika butuh saja. sekarang, membersihkan seakan sudah jadi rutinitas kami, bahkan tak terhitung lagi seberapa banyak tangan-tangan kami yang bersentuhan dengan sabun selama 24 jam penuh.

Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa keluarga adalah prioritas. dulu ketika kami bekerja, kumpul dengan pasangan dan anak sangatlah terbatas waktunya. sekarang ketika kami menjalankan work from home, kami bisa bercengkrama dengan mereka kapanpun kami inginkan.
tapi di sisi lain, ketika dulu kami dihubungi orang tua untuk sekedar menanyakan kapan kami mengunjungi mereka, kami selalu menunda-nunda keinginan itu karena kesibukan kami. sekarang, setelah kami punya banyak waktu karena kami tidak harus bekerja di kantor, kami malah tidak dapat bersilaturahmi dengan orang tua kami karena adanya larangan mudik. terpaksa kerinduan kami dengan ayah ibu, kami pendam lagi.

Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa ibadah berjamaah adalah hal yang penting. dulu, saat kami mendengarkan adzan, kami masih saja berjibaku dengan aktivitas kami, tidak segera kami tinggalkan untuk mengikuti sholat berjamaah. sekarang, setelah ada larangan kerumunan, banyak tempat ibadah menjadi sepi. tidak ada lagi  terlihat kerumunan orang  untuk sholat berjamaah, pengajian, tadarusan bersama bahkan sekedar suara anak kecil yang sedang berlarian di halaman tempat ibadah pun sudah tidak terdengar lagi.

Terima kasih Corona
darimu kami belajar bahwa kami harus selalu banyak bersyukur. dulu, setiap pulang bekerja, kami selalu mengeluh akan kemacetan yang selalu kami hadapi, banyaknya tugas yang harus kami selesaikan, bahkan terkadang Omelan dari bos juga menjadi keluhan kami. sekarang kami merasa sangat bersyukur karena di tengah work from home ini, meskipun kami harus di rumah, kami masih mendapat gaji untuk memenuhi kebutuhan kami. padahal di luar sana banyak pekerja non formal yang kebingungan untuk memenuhi kebutuhan nya, bahkan cuma sekedar mengenyangkan perutnya pun tidak dapat dilakukan. mereka kehilangan pemasukan karena tidak ada lagi orang yang menggunakan jasa mereka atau membeli dagangan mereka karena banyak orang lebih memilih untuk tinggal di rumah demi mengamankan diri dan keluarga mereka. kehilangan pekerjaan dengan tiba-tiba pun juga mereka rasakan karena banyak dari perusahaan yang gulung tikar akibat pandemi ini.

Sebenarnya karena mu, Corona, kamu sudah menyadarkan kami akan banyak hal yang selama ini belum kami lakukan, tetapi kami tetap ingin, kamu segera menyelesaikan tugasmu di bumi ini.
Pulanglah Corona, segeralah pulang ke tempat pencipta mu. karena kami sudah rindu ingin bersekolah, kami rindu ingin mengajar, kami rindu ingin bekerja normal lagi, kami rindu ingin beribadah dengan leluasa di masjid, kami rindu ingin pulang ke kampung halaman kami untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan saudara kami, bahkan kami juga rindu ingin bisa berkumpul lagi dengan teman-teman kami.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FINALLY,,,DONE

Berawal dari bulan Maret yaitu semenjak pandemi dimulai, dimulai juga menimba ilmu secara online di grup belajar menulis yang diampu oleh om Jay, blogger ternama Nasional. Meskipun WFH dilakukan, kreatifitas dan inovasi harus tetap berjalan. Grup belajar menulis secara online menjadi pilihan. Banyak materi penulisan yang dipaparkan di grup belajar ini. Semuanya dikupas tuntas oleh para penulis ternama Indonesia. Sebut saja Akbar Zainuddin dan Munif Chatib. Siapa sih yang tidak mengenal beliau berdua. Buku karangan beliau menjadi best seller di beberapa toko buku besar. Beliau berdua hanyalah sedikit dari narasumber yang memberi paparan di pelatihan menulis online ini. Masih banyak narasumber yang hebat dan ternama yang bersedia memberikan ilmunya tentang dunia penulisan.  Menimba ilmu dari pakarnya langsung memang berbeda. Bahkan, seseorang yang belum pernah sekalipun menulis, setelah mengikuti pelatihan ini pasti akan terkena virus menulis dan mulai menulis. Awalnya pasti tidak lancar

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

TIPS MEMBUKUKAN HASIL RESUME PELATIHAN

Jika dulu kita mendengar kata webinar atau kulwap, pasti sangat asing di telinga kita. Karena tidak dapat dibayangkan, apa bisa pelatihan/workshop/seminar yang dilakukan secara online baik dari YouTube atau WA? Namun, di tengah pandemi seperti sekarang, dimana kerumunan sangatlah dilarang dan masyarakat masih haus akan keilmuan, pelatihan secara online adalah solusi dari permasalahan ini. Saat ini penyelenggaraan webinar sedang digandrungi oleh banyak pihak. Baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh instansi maupun pribadi. Semua berlomba-lomba untuk menawarkan acara webinar dengan seabrek manfaat yang didapat. Entah itu yang pelaksanaannya gratis, maupun yang berbayar. Prospek webinar di masa pandemi ini sedang begitu gemilang.  Banyaknya acara webinar yang diselenggarakan, juga memberikan suatu permasalahan. Apakah kita mengikuti webinar tersebut hanya untuk mengejar sertifikat yang ditawarkan atau benar-benar ingin memperoleh ilmu baru. Sebenarnya dua tujuan ini diperbolehkan selama k