Langsung ke konten utama

BISNIS “ BROWNIES BINANG” SEBAGAI UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN


Peran strategis sektor pertanian antara lain yaitu menghasilkan bahan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi hak azasi setiap insan. Oleh sebab itu, upaya pemenuhan kebutuhan pangan harus dilaksanakan secara adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia. Upaya pemenuhan kebutuhan pangan harus terus dilakukan.  Fakta menunjukkan bahwa pangan pokok penduduk yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat, melemahkan ketahanan pangan, dan menghadapi kesulitan dalam pengadaannya. 
Ditinjau dari potensi sumber daya wilayahnya, sumberdaya alam Indonesia memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam, dari satu wilayah  ke wilayah lainnya, baik bahan pangan sumber karbohidrat,  protein, lemak, vitamin maupun mineral.  Pangan sumber karbohidrat biasanya berasal dari serealia, umbi-umbian,  dan buah-buahan.  Untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia yang hidup dalam lingkungan yang majemuk dan memiliki keanekaragam  kebudayaan dan potensi sumber pangan spesifik, strategi pengembangan pangan perlu diarahkan pada potensi sumberdaya pangan wilayah.
   Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan jalan keluar yang saat ini dianggap paling rasional untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan pangan (khususnya  sumber  karbohidrat). Melalui  penataan  pola  makan yang tidak tergantung pada satu sumber pangan, memungkinkan masyarakat dapat menetapkan pangan pilihan sendiri, membangkitkan ketahanan pangan keluarga masing-masing, yang berujung pada peningkatan ketahanan pangan nasional.
   Belajar dari kenyataan di atas, teknologi tepung campuran (tepung komposit) tampaknya cukup prospektif sebagai pendorong diversifikasi pangan.  Pendekatan ini tentu saja tidak sesederhana yang dibayangkan, melainkan tetap memerlukan berbagai pengkajian. 
Sumber karbohidrat dari biji - bijian masih relatif tertinggal pemanfaatannya  dibandingkan dengan  bahan pangan sumber karbohidrat asal buah - buahan dan umbi-umbian. Salah satu jenis biji - bijian yang potensial dikembangkan sebagai sumber karbohidrat ialah biji nangka (Artocarpus heterophyllus).
Biji nangka yang kebanyakan selama ini hanya dibuang begitu saja ternyata bisa diolah menjadi satu produk makanan yang bernilai gizi tinggi. Di dalam biji nangka terkandung karbohidrat, protein dan sedikit gula. Kandungan unsur tersebut tidak beda dengan ketela pohon yang merupakan bahan baku tepung tapioca. Berdasarkan pengujian laboratorium yang dilakukan, dalam Biji Nangka terdapat beberapa macam kandungan, antara lain  6.57 % air, 3.82 % abu, 1.56 % lemak, 11.97 % protein, 6.22 % serat kasar, 341.4 Kkal/100 gram, dan 54,34 % karbohidrat.
Salah satu hasil olahan dari biji nangka adalah tepung biji nangka. Tepung dari biji nangka, seratnya memang lebih kasar dibanding tepung terigu. Namun bahan setengah jadi itu bisa diolah lagi menjadi beraneka macam kue, seperti brownies. Lantaran sudah mempunyai sifat mudah melekat, adonan kue dari biji nangka tidak membutuhkan telur yang banyak, seperti jika menggunakan tepung beras. Tepung binang (biji nangka) bisa dikonsumsi karena mengandung sedikit lemak dan yang paling penting adalah menambah nilai ekonomi dari biji nangka itu sendiri, sebab sebelumnya hanya dibuang begitu saja. Brownies binang dapat dibuat secara sederhana dengan menggunakan peralatan rumah tangga yang ada, bahan dasarnya pun mudah diperoleh sehingga masyarakat dapat dengan mudah membuatnya. Proses pem brownies binang terdiri dari dua tahapan yaitu pembuatan tepung biji nangka dan pembuatan brownies biji nangka.
a.       Pembuatan tepung biji nangka
Biji nangka disortir lalu dikupas, Diiris tipis – tipis lalu direndam, Dikeringkan/ dijemur, Dihaluskan dengan blender, diayak untuk mendapatkan tepung binang yang halus
b.      Pembuatan brownies binang
Tepung terigu, Gula pasir, ovalet, margarin dikocok. Kemudian ditambah tepung binang + tepung terigu, coklat bubuk dan vanili dan aduk hingga kalis. Tuang dalam loyang yang telah diolesi margarin. Oven selama 20-25 menit dan akan menjadi brownies binang
Usaha pembuatan Brownies dari tepung biji nangka dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan biji nangka, dimana biji nangka masih belum banyak dimanfaatkan, sehingga diharapkan dapat menambah kreasi hasil olahan dari tepung biji nangka itu sendiri. Brownies yang terbuat dari tepung biji nangka ini memiliki keunggulan yang lebih banyak dibandingkan dengan brownies yang terbuat dari tepung terigu atau tepung – tepung yang lain. Pembuatan brownies dari tepung biji nangka ini diproses secara alamiah tanpa menggunakan bahan pengawet, pemanis sintetis dan zat warna yang berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi. Selain itu, brownies dari tepung biji nangka juga memiliki keunggulan - keunggulan yang lain. Hal ini terlihat dari kandungan biji nangka itu sendiri serta khasiatnya. Brownies ini mampu memberi manfaat bagi masyarakat yaitu untuk meningkatkan gizi karena di dalam biji nangka mempunyai kadar kalori dan karbohidrat yang tinggi. Serat tinggi yang terdapat dalam biji nangka juga mampu memperlancar sistem pencernaan dalam tubuh dan kadar lemak yang rendah juga dapat digunakan bagi seseorang yang sedang melaksanakan diet.


Komentar

  1. Pintar masak ya buk .... semangat terus untuk menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih,,😄🤗, semangat juga untuk njenengan

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MEMBUKUKAN HASIL RESUME PELATIHAN

Jika dulu kita mendengar kata webinar atau kulwap, pasti sangat asing di telinga kita. Karena tidak dapat dibayangkan, apa bisa pelatihan/workshop/seminar yang dilakukan secara online baik dari YouTube atau WA? Namun, di tengah pandemi seperti sekarang, dimana kerumunan sangatlah dilarang dan masyarakat masih haus akan keilmuan, pelatihan secara online adalah solusi dari permasalahan ini. Saat ini penyelenggaraan webinar sedang digandrungi oleh banyak pihak. Baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh instansi maupun pribadi. Semua berlomba-lomba untuk menawarkan acara webinar dengan seabrek manfaat yang didapat. Entah itu yang pelaksanaannya gratis, maupun yang berbayar. Prospek webinar di masa pandemi ini sedang begitu gemilang.  Banyaknya acara webinar yang diselenggarakan, juga memberikan suatu permasalahan. Apakah kita mengikuti webinar tersebut hanya untuk mengejar sertifikat yang ditawarkan atau benar-benar ingin memperoleh ilmu baru. Sebenarnya dua tujuan ini diperbolehkan selama k

T O J T R P : Sukses Menulis Buku bersama Akbar Zainudin

Minggu, 5 April 2020, kami dari kelompok belajar menulis gelombang 8 memulai lagi menimba ilmu secara online dengan narasumber handal. Kali ini bersama bapak Akbar Zainudin seorang Penulis buku best seller Man Jadda Wajada. Sekilas perkenalan dari beliau, beliau  mulai karir menulisnya sejak duduk  di bangku SMA di Gontor dan dilanjutkan pada saat beliau menjadi mahasiswa. Buku pertama beliau, Man Jadda Wajada ditulis tahun 2008, yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia. Hingga sekarang, sudah ada 13 buku yang beliau tulis dan hampir semuanya bertema motivasi. Menurut pak Akbar, terdapat dua tipe naskah yaitu naskah fiksi (novel, cerpen, fabel, dan sebagainya) dan non fiksi (buku motivasi, buku pendidikan, sains, dan sebagainya). Perbedaan dari kedua tipe naskah ini terletak pada bagian-bagiannya yaitu : Naskah Non Fiksi berisi, 1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan. 2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, anal

Terpaksa Lalu Terbiasa

Menghadapi tahun ajaran baru, banyak hal yang perlu dipersiapkan. Apalagi dengan kondisi yang spesial di tahun ajaran ini, persiapan yang matang sangatlah diperlukan. Pandemi yang belum berakhir, membuat banyak guru mengeluarkan segala daya upaya untuk mempersiapkan pembelajaran yang seideal mungkin guna memfasilitasi anak didiknya. Entah itu daring atau luring, yang terpenting adalah hak siswa akan pendidikan dapat terpenuhi selama pandemi.  Di sekolah yang terletak di zona hijau, bapak ibu guru dapat sedikit bernafas lega karena diperbolehkan untuk dapat berjumpa lagi dengan anak didiknya. Hal ini akan mempermudah penyampaian pembelajaran. Guru dan siswa dapat bertatap muka langsung dan pembelajaran juga dapat  dilakukan secara langsung. Meskipun terbatas waktunya, namun sangatlah cukup untuk memenuhi hasrat siswa untuk mendapatkan pembelajaran langsung dari gurunya.    Lain halnya dengan sekolah yang ada di zona merah. Para guru dan siswa harus bersabar dan menahan diri untuk dapat