Kamis, dini hari, para relawan dan warga setempat mengunjungi salah satu lokasi di kawasan tanah Abang Jakarta yang sekarang ini dijadikan tempat tinggal sementara bagi mereka yang terdampak Corona. Bukan rumah sebagai tempat tinggal mereka, bukan pula kasur sebagai alas tidur mereka, warga yang tidak punya tempat tinggal lagi ini, tidur dengan alas seadanya di sepanjang trotoar di kawasan tersebut.
Warga yang tidur di emperan toko menjelaskan mereka terpaksa menggelandang karena tidak mampu lagi untuk membayar kamar indekos setelah tempat bekerja mereka tutup dan tidak adanya pemasukan lagi imbas pandemi Corona.
Reza, salah seorang warga yang terdampak corona menuturkan bahwa dirinya adalah pendatang yang bekerja sebagai pelayan di salah satu toko di daerah kota Tua Jakarta. Namun, adanya Corona dan kebijakan dari pemerintah, membuat toko tempatnya bekerja harus tutup.Alhasil, dirinya pun mau tidak mau diliburkan. Ia yang tidak bekerja, tidak ada pemasukan sama sekali. Padahal masih ada tanggungan kamar indekos yang harus dibayarkan tiap bulannya. Belum lagi urusan perut yang akan protes jika sudah lapar. Fahmi, temannya juga merasakan hal yang sama. Dengan keadaan yang seperti itu, terpaksa ia dan teman-temannya yang bernasib sama, tidur dan mencari makan di jalanan. Tak ayal, jika ada pembagian sembako gratispun mereka turut antri untuk mendapat jatah sembako tersebut.
Reza dan Fahmi adalah sedikit gambaran warga Jakarta yang kehidupannya berubah dan terpuruk akibat pandemi Corona. Tidak hanya di Jakarta, di kota-kota lainpun yang terdampak Corona, pasti ada warga pekerja non formal yang mengalami hal yang serupa. Boleh jadi, jumlah orang yang sama seperti mereka akan bertambah setiap harinya seiring dengan pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya.
Sumber : berita kompas siang, kompas TV
Warga yang tidur di emperan toko menjelaskan mereka terpaksa menggelandang karena tidak mampu lagi untuk membayar kamar indekos setelah tempat bekerja mereka tutup dan tidak adanya pemasukan lagi imbas pandemi Corona.
Reza, salah seorang warga yang terdampak corona menuturkan bahwa dirinya adalah pendatang yang bekerja sebagai pelayan di salah satu toko di daerah kota Tua Jakarta. Namun, adanya Corona dan kebijakan dari pemerintah, membuat toko tempatnya bekerja harus tutup.Alhasil, dirinya pun mau tidak mau diliburkan. Ia yang tidak bekerja, tidak ada pemasukan sama sekali. Padahal masih ada tanggungan kamar indekos yang harus dibayarkan tiap bulannya. Belum lagi urusan perut yang akan protes jika sudah lapar. Fahmi, temannya juga merasakan hal yang sama. Dengan keadaan yang seperti itu, terpaksa ia dan teman-temannya yang bernasib sama, tidur dan mencari makan di jalanan. Tak ayal, jika ada pembagian sembako gratispun mereka turut antri untuk mendapat jatah sembako tersebut.
Reza dan Fahmi adalah sedikit gambaran warga Jakarta yang kehidupannya berubah dan terpuruk akibat pandemi Corona. Tidak hanya di Jakarta, di kota-kota lainpun yang terdampak Corona, pasti ada warga pekerja non formal yang mengalami hal yang serupa. Boleh jadi, jumlah orang yang sama seperti mereka akan bertambah setiap harinya seiring dengan pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya.
Sumber : berita kompas siang, kompas TV
Semoga wabah corona segera pergi.. Agar keadaan bs kmbli normal sorti dlu..aamiin
BalasHapusAmin yabRabb,,doa dari banyak orang juga bu
HapusBagus Bu Nora, smg wabah corona cpt berlalu. Aamiin
BalasHapusAmin..amin
HapusSmg Allah memberi pertolong kpd kita.corona sgr berlalu
BalasHapusAmin ya Allah
HapusBoleh belajar sama Bu noralia Purwa nih cara mencari inspirasi buat ditulis
BalasHapus