Langsung ke konten utama

SOLUSI PEMBELAJARAN DARING BEBAS STRES



Pembelajaran di era sekarang memposisikan siswa tidak lagi sebagai objek belajar tetapi sebagai subjek dalam belajar. Siswa tidak lagi menjadi manusia pasif yang tidak tahu apa-apa dan hanya sekedar dijejali dengan seabrek materi yang telah disediakan oleh guru. Kurikulum 2013 memberi pesan kepada para guru untuk tidak lagi memberikan materi pelajaran secara langsung dan langsung memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa  berkaitan dengan materi ajar. Siswa harus menemukan sendiri hal-hal yang diperlukan dan memecahkan sendiri atas masalah yang dihadapinya. Tugas utama guru disini adalah sebagai pendorong, pembimbing, dan pengarah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hal ini selaras dengan 4 pilar pendidikan yang disampaikan oleh UNESCO yaitu Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to be (belajar untuk menjadi sesuatu), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bersama). Berangkat dari ini,maka pembelajaran haruslah kembali mengajarkan cara belajar dan bukan sebagai belajar tentang sesuatu.

Hal ini sangat cocok diterapkan di tengah kondisi yang seperti ini. Mengapa demikian? Sejak surat edaran dari Kemendikbud keluar tentang upaya pencegahan terhadap penyebaran dan perkembangan Covid 19 di lingkungan pendidikan, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah secara konvensional mandeg secara otomatis. Instruksi dari pemerintah yang mengharuskan warganya untuk melakukan segala aktivitas dari dalam rumahpun memberikan dampak tersendiri di dunia pendidikan. Tak ada lagi kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Learning from home pun mulai diterapkan. Dan pada akhirnya metode pembelajaran daring menjadi pilihan para guru untuk tetap melakukan pembelajaran dengan siswa meskipun dari rumah.

Internet memberikan fasilitas bagi guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran daring dari rumah. Dengan adanya internet, siswa dapat menerapkan 4 pilar pendidikan UNESCO, belajar untuk tahu, belajar menjadi tahu, belajar melakukan sesuatu dan belajar untuk hidup bersama dengan metode dan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan di masa sebelum adanya internet. Fungsi guru disini hanya terbatas sebagai fasilitator yang memberikan informasi kepada siswa mengenai sumber belajar yang benar-benar dapat dipercaya dan tidak hanya sekedar opini perseorangan, konten dari sumber belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta teori yang dituliskan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Pembelajaran daring yang diterapkan saat ini juga tetap disesuaikan dengan tujuan dari kurikulum 2013 yang ada. Output siswa di pembelajaran daring haruslah agar siswa bisa menemukan teori belajar itu sendiri dan dapat memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teori yang didapat. Bermuara dari tujuan ini, guru haruslah mencari metode pembelajaran daring yang kreatif untuk menggali kreatifitas siswa selama learning from home ini.

Guru dapat menggabungkan berbagai macam aplikasi online untuk membuat siswa berkreasi. Semua aplikasi media sosial dimulai dari Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, tik tok, dan dibantu aplikasi pembelajaran yang ada,google classroom, edmodo, schoology, zoom, powtoon, dan aplikasi lain, dapat digunakan untuk memfasilitasi siswa menuangkan segala kreatifitas nya dalam berbagi bentuk. Selanjutnya, pembelajaran dapat dikaitkan untuk mencari solusi atas pandemi covid 19 yang sedang dialami sekarang. Solusi yang diminta dapat dilihat dari berbagai segi, baik ekonomi, sosial, kesehatan, gizi makanan, politik, dan sebagainya. Dan tentu saja, solusi yang ada haruslah sesuai dengan konsep teori yang didapat, bukan sekedar opini pribadi semata tanpa didasari landasan teori yang kuat. Semuanya dapat dikemas dalam bentuk video kreatif siswa yang kemudian dapat diunggah di media sosial pribadi siswa, seperti Instagram, Facebook, Twitter, ataupun YouTube. Untuk penilaian dapat ditentukan berdasarkan banyaknya view dan like dari video yang diunggah siswa. Guru dapat memantau banyaknya viewer dan liker yang diterima siswa dengan cara meminta siswa untuk meng-tag media sosial guru ketika siswa mengunggah nya di media sosial pribadi mereka. Dengan cara ini, hasil like dan view siswa akan terekam sebagai penilaian siswa oleh guru.

Jika diterapkan dalam mata pelajaran, misalnya di mata pelajaran prakarya, siswa diminta untuk membuat video pengolahan suatu makanan berbahan tertentu, kemudian siswa mengkonsumsi makanan tersebut sambil mengulas kandungan gizi yang ada di dalamnya. Nantinya kandungan gizi yang dikandung dikaitkan dengan asupan makanan untuk meningkatkan imunitas guna menghadapi pandemi Covid 19 yang sedang mendera sekarang ini.

Dari metode ini, kita semua akan dikagetkan dengan kreatifitas dan inovasi para siswa yang berhasil mengemas hasil karyanya dengan begitu apik dan kreatif. Hasil rekaman video yang diambil hanya dari smartphone pribadi akan terlihat layaknya video seorang profesional. Tidak hanya sekedar merekam biasa saja, siswa ternyata bisa memberikan efek-efek tertentu dan mengedit video hasil rekamannya menjadi sesuatu yang layak untuk ditayangkan. Dari hasil karya siswa ini,kita akan tahu bahwa tidak hanya teori dari mata pelajaran tertentu yang dapatkan diaplikasikan siswa, tetapi kemampuan teknologi siswa juga akan semakin terasah dan terampil. Siswa yang selama ini tidak diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu karena waktu belajarnya yang habis selama di sekolah, akan semakin terasah kreatifitasnya dan ketrampilannya. Siswa akan cenderung lebih kritis terhadap berbagai permasalahan dan nilai plusnya siswa akan lebih melek teknologi.

Jika konsep ini diterapkan maka ini akan mengubah mindset orang tua dan siswa yang selama ini melihat smartphone sebagai alat pemuas kesenangan belaka, sekarang akan berubah menjadi sebuah alat untuk menghasilkan sesuatu yang produktif. Inilah yang sebenarnya diinginkan pendidikan sekarang, pembangunan manusia seutuhnya yang kreatif, produktif, dan inovatif.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

KIAT MEMBUKUKAN LAPORAN PTK

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia). Terdapat berbagai macam karya ilmiah, diantaranya hasil seminar atau workshop, laporan penelitian, makalah, artikel atau jurnal penelitian dan lainnya. Skripsi, tesis, dan disertasi pun tergolong jenis karya ilmiah. Apapun tipe penelitian yang dilakukan, baik penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dan pengembangan (R&D), penelitian kualitatif ataupun penelitian eksperimen, jika dibuat dalam bentuk laporan penelitian maka disebut karya ilmiah. Salah satu jenis laporan penelitian yang sering dibuat oleh pengajar  adalah laporan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.  Penelitian ini biasanya dilakukan oleh pengajar yang in

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DARI RUMAH

Wabah Covid 19 yang belum tau kapan meredanya, membuat banyak pihak bertanya-tanya, kapan kondisi akan kembali normal seperti biasa? Tak terkecuali bagi dunia pendidikan. Selama pandemi Covid 19 menyerang, kegiatan di bidang pendidikan seakan lumpuh. Banyak kebijakan yang akhirnya membuat sektor ini mengambil langkah yang dilematis. Di satu sisi, melaksanakan anjuran dari pemerintah yang mengharuskan adanya social dan physical distancing guna menekan penyebaran virus Covid 19. Tapi di sisi lain, pembelajaran harus tetap terlaksana. Hak siswa untuk mendapatkan pengajaran harus tetap diterima. Akhirnya jalan tengahpun dilakukan. Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan ini. Namun pertanyaannya, bagaimana membuat pembelajaran yang efektif selama PJJ? Keputusan pelaksanan PJJ yang serba mendadak, membuat para pelaku pendidikan sangat tidak siap. Tidak hanya guru dan siswa, orang tua, kepala sekolah hingga pengambil kebijakan pendidikan lainnyapun mau tidak mau haru