Langsung ke konten utama

Orang tua, Anak dan Corona

Sudah lebih dari empat pekan semenjak diterbitkannya surat dari Kemendikbud mengenai Upaya pencegahan dan penyebaran virus Corona di lingkungan sekolah. Bidang pendidikan seakan mati suri, imbas dari adanya kebijakan ini. Sudah tidak ada lagi keramaian siswa di sekolah karena semua siswa diliburkan. Guru pun hanya diberlakukan kerja piket untuk mengurangi jumlah kerumunan di sekolah. Kegiatan pembelajaran di sekolah yang melibatkan tatap  muka langsung  juga terpaksa  dihentikan sementara waktu guna membantu pencegahan penyakit ini. Learning dan Teaching From Home mulai diberlakukan agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan meski tidak secara tatap muka langsung. Kebijakan ini berlaku bagi semua siswa di berbagai jenjangulai dari PAUD, TK,SD, SMP, SMA/SMK, dan Mahasiswa.

Pembelajaran daring disarankan sebagai metode yang dianggap efektif selama masa teaching and learning from home ini. Berbagai aplikasi digunakan oleh guru dan siswa agar tetap bisa melakukan pembelajaran di rumah. Mulai dari aplikasi yang paling sederhana dan paling mudah digunakan oleh guru untuk  menginfokan dan memberi materi pada siswa, yaitu penggunaan grup WhatsApp atau grup line. Ada juga yang menggunakan live Instagram atau streaming di YouTube agar penyampaian materi lebih terlihat atraktif dan memahamkan karena guru dapat menjelaskan secara langsung lewat video tentang materi pembelajaran yang akan diajarkan. Ada juga yang menggunakan aplikasi yang lebih kompleks dan ribet sebagai sarana melakukan teaching from home ini. Semua daya upaya dilakukan guru agar siswa tidak serta merta tidak melakukan pembelajaran di rumah.

Namun, kebijakan learning from home ini juga memiliki efek tersendiri bagi orang tua. Orang tua mau tidak mau harus turut serta mendukung dan terlibat langsung guna kesuksesan pembelajaran di rumah ini. Mungkin peran serta orang tua bagi putra-putri nya yang duduk di bangku SMP hingga SMA/SMK bahkan mahasiswa tidak begitu terasa. Karena mereka sudah dianggap siap untuk melakukan pembelajaran mandiri di rumah vja internet. Lain halnya bagi mereka yang putra-putri nya masih bersekolah di jenjang PAUD hingga SD, akan membutuhkan sekali keterlibatan orang tua guna kelancaran metode ini.

Tugas yang setiap harinya dikirim oleh para guru PAUD, TK atau SD melalui grup WhatsApp atau line, mau tidak mau membuat para orang tua untuk terlibat langsung membantu putra putrinya menyelesaikan tugas tersebut. Para orang tua diharuskan untuk meluangkan waktu khusus untuk membantu penyelesaian tugas putra putrinya. Akan ada tugas tambahan tersendiri bagi orang tua selama diberlakukan nya metode pembelajaran ini. Orang tua harus bisa menjadi guru di rumah, membimbing anaknya agar kompetensi pembelajaran yang diinginkan oleh sekolah tercapai. Belum lagi tugas harian yang masih harus dilakukan seperti pengasuhan anak, urusan perdapuran, urusan cuci mencuci, bebersih rumah dan urusan rumah tangga lainnya. Ditambah lagi, bagi orang tua yang masih punya anak batita dan tidak mempunyai pengasuh, akan butuh tenaga sangat ekstra untuk menghandle semua pekerjaan ini dalam satu waktu.

Selama learning from home, akan terlihat nyata peran orang tua sebagai guru di rumah yang selama ini melimpahkan tugas ini kepada para guru di sekolah. Kekreatifan, kesabaran, ketekunan, dan kepandaian orang tua akan diuji selama membimbing putra putrinya dalam penyelesaian tugas. Orang tua dituntut kreatif untuk dapat menciptakan waktu belajar yang menyenangkan selama penyelesaian tugas, karena jika tidak, anak cenderung akan bosan dan berhenti di tengah-tengah penyelesaian tugasnya. Banyak cara yang dapat digunakan, diantaranya buatlah waktu belajar sama dengan bermain. Karena untuk anak-anak seusia PAUD, TK atau bahkan SD kelas awal, lebih senang menghabiskan waktunya untuk bermain daripada belajar. Di tengah permainan mereka, sisipkan tugas-tugas yang diminta para guru untuk diselesaikan. Jadi anak tidak merasa terbebani bahwa mereka sedang belajar. Anak tetap leluasa bermain, tetapi dengan tidak mengabaikan tugas yang diberikan. Namun, cara ini mungkin bisa diterapkan bagi orang tua yang terkena kebijakan work from home juga.

Lain halnya dengan mereka, para orang tua yang harus berangkat bekerja bersamaan dengan putra putrinya yang tetap melaksanakan pembelajaran di rumah. Para orang tua ini harus rela mengorbankan sedikit waktu istirahatnya sehabis bekerja untuk membantu penyelesaian tugas putra putrinya yang tertunda. Yang biasanya setelah bekerja seharian, orang tua pekerja bisa dengan bebas menikmati waktu bersantainya, kini tidak akan lagi bisa dilakukan karena masih ada tugas sebagai guru di rumah. Namun, hal ini juga tidak terlihat buruk selama proses belajar mengajar di rumah tadi dilakukan oleh para orang tua dengan senang hati dan ikhlas. Bahkan dari sini, kekompakan dan keintiman hubungan antara anak dan orang tua akan semakin bertambah. Orang tua akan semakin paham bagaimana cara dan gaya anak dalam belajar, lebih memahami kemampuan anak untuk berkreativitas dalam menyelesaikan tugasnya dan secara tidak langsung bisa juga orang tua akan bisa mengetahui dan mengembangkan bakat-bakat anak yang muncul selama belajar dari rumah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

KIAT MEMBUKUKAN LAPORAN PTK

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia). Terdapat berbagai macam karya ilmiah, diantaranya hasil seminar atau workshop, laporan penelitian, makalah, artikel atau jurnal penelitian dan lainnya. Skripsi, tesis, dan disertasi pun tergolong jenis karya ilmiah. Apapun tipe penelitian yang dilakukan, baik penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dan pengembangan (R&D), penelitian kualitatif ataupun penelitian eksperimen, jika dibuat dalam bentuk laporan penelitian maka disebut karya ilmiah. Salah satu jenis laporan penelitian yang sering dibuat oleh pengajar  adalah laporan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.  Penelitian ini biasanya dilakukan oleh pengajar yang in

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DARI RUMAH

Wabah Covid 19 yang belum tau kapan meredanya, membuat banyak pihak bertanya-tanya, kapan kondisi akan kembali normal seperti biasa? Tak terkecuali bagi dunia pendidikan. Selama pandemi Covid 19 menyerang, kegiatan di bidang pendidikan seakan lumpuh. Banyak kebijakan yang akhirnya membuat sektor ini mengambil langkah yang dilematis. Di satu sisi, melaksanakan anjuran dari pemerintah yang mengharuskan adanya social dan physical distancing guna menekan penyebaran virus Covid 19. Tapi di sisi lain, pembelajaran harus tetap terlaksana. Hak siswa untuk mendapatkan pengajaran harus tetap diterima. Akhirnya jalan tengahpun dilakukan. Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan ini. Namun pertanyaannya, bagaimana membuat pembelajaran yang efektif selama PJJ? Keputusan pelaksanan PJJ yang serba mendadak, membuat para pelaku pendidikan sangat tidak siap. Tidak hanya guru dan siswa, orang tua, kepala sekolah hingga pengambil kebijakan pendidikan lainnyapun mau tidak mau haru