Dulu, bahkan tak ada satupun orang yang melirik si masker ini. Keberadaan nya di apotek bahkan di pedagang pinggir jalan pun melimpah ruah. Harga yang sangat murah tidak memikat sedikitpun pembeli untuk membelinya. Pengendara sepeda motor yang tiap harinya berkutat dengan asap kendaraan dan debu jalanan pun, hanya sedikit yang tersentuh hatinya untuk menggunakan si masker ini. Bahkan orang yang sedang batuk pilek pun hanya terlihat beberapa yang memakai si masker ini. Masker seakan tenggelam keberadaan dan fungsinya.
Tapi sekarang, keadaan berubah 360 derajat. Semenjak ada virus Corona, si masker naik kelas. Banyak orang berebutan untuk memilikinya. Dengan harga yang berlipat-lipat ganda dari harga aslinya pun, orang-orang tetap ingin membelinya. Keinginan untuk melindungi diri dari serangan virus itu menjadi guru penyebab utama si masker dicari-cari. Tidak hanya masker kesehatan, masker kainpun ditunggu banyak orang keberadaan nya. Tak ayal, apotek seringkali mengalami kekosongan persediaan untuk si masker ini. Kalaupun ada stok, tidaklah bertahan lama si masker ini tersedia, dalam hitungan menit, dia akan segera berpindah ke tangan konsumen. Pedagang masker kain yang dipinggir jalanpun mulai ketiban rejeki berlimpah karena jualannya laku keras. Bahkan banyak juga bermunculan pedagang masker dadakan karena tergiur dari keuntungan penjualan masker ini.
Si masker sekarang sedang menjadi artis terkenal. Di jalanan, di kantor-kantor, di warung makan, dan di semua tempat yang merupakan tempat bertemunya banyak orang, si masker terlihat menghiasi wajah banyak orang. Dari mulai masker hasil buatan sendiri, hasil beli, dan dengan aneka macam motif, orang-orang seakan tidak mau lepas dengan si masker ini. Padahal ketika si masker dipakai, rasanya sangat pengap dan sesak, bernafas menjadi kurang bebas, berbicarapun menjadi kurang leluasa. Tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya para petugas medis, garda terdepan penyakit ini yang menggunakan masker khusus dan pakaian berlapis-lapis untuk melindungi diri mereka dari tertularnya virus ini. Pasti pengap dan sesaknya sangat melebihi kami, orang awam yang hanya menggunakan masker biasa. Tetapi demi sumpah dan kesembuhan pasien, apapun dilakukan oleh tenaga medis ini, bahkan berjam-jam terkungkung dalam pengap nya si baju APD pun rela mereka hadapi.
Siipp...bu norapurwa...
BalasHapus