Sejak surat keputusan dari menteri pendidikan dan kebudayaan terbit mengenai upaya pencegahan dan penyebaran Corona, semua kegiatan pembelajaran konvensional mulai diliburkan sementara waktu. Kegiatan pendidikan berasa mengalami lockdown. Sistem pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh sebagian guru perlahan terkikis dan tergantikan dengan berbagai aplikasi pembelajaran daring yang dapat memberi ruang interaksi langsung antara guru dengan siswa tanpa harus bertemu langsung.
Guru, siswa, bahkan orang tua dipaksa untuk beradaptasi secara cepat dengan metode ini. Memang, di tengah situasi yang seperti ini, metode daring dirasa solusi yang paling tepat untuk dilakukan. Meski sekolah diliburkan, tetapi tuntutan dalam proses pembelajaran masih dapat terlaksana dan tercapai. Namun, jika dalam kondisi normal, banyak celah kekurangan dari metode daring ini.
Minimnya pengetahuan teknologi guru, siswa dan orang tua menjadi salah satu permasalahan pengaplikasian metode daring ini. Meskipun sebagai guru harus selalu memperkaya dan mengupgrade keilmuan, tetapi diminta untuk beradaptasi dan menguasai berbagai aplikasi yang mendukung pembelajaran daring dengan cepat tidaklah mudah. Tidak hanya guru, siswapun demikian. Mungkin untuk siswa-siswa SMP, SMA atau SMK, mempelajari dan menguasai aplikasi daring ini dengan cepat, dapat dilakukan. Tetapi untuk para siswa SD, hal ini dirasa cukup sulit dilakukan. Akhirnya, mau tidak mau orang tua diminta untuk terlibat dalam pembelajaran daring ini. Orang tua dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan dengan mudah beradaptasi. Sementara orang tua dengan latar belakang pendidikan rendah, akan pasrah-pasrah saja jika putra putrinya selama berminggu-minggu tidak dapat mengikuti proses pembelajaran, bahkan tidak mendapat nilai. Bagaimana tidak, mereka mungkin tidak hanya gagap akan teknologi, bahkan bisa sampai buta teknologi. Bahkan ada pula siswa yang terkendala tidak memiliki alat komunikasi yang memadai dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu.
Lebih lanjut, lemahnya jaringan internet juga dirasa menjadi kendala yang sering dialami oleh para guru. Hal ini terutama bagi guru dan siswa yang tinggal di daerah pedesaan atau pedalaman, akan sangat sulit untuk mendapatkan akses internet. Padahal, ini merupakan salah satu faktor penting terlaksananya pembelajaran daring.
Latar belakang siswa juga perlu diperhatikan sebelum diberlakukannya metode daring ini. Tidak semua siswa berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik-baik saja. Terdapat siswa yang berasal dari anak-anak broken home, lingkungan tempat tinggal yang sangat tidak mendukung (sebagai contoh tinggal di pemukiman yang banyak preman, banyak peminum), serta anak-anak dari keluarga yang kurang mendukung kegiatan pendidikan. Hal ini akan menjadi tantangan sangat berat bagi guru jika ingin mengaplikasikan metode daring ini. Tentunya guru akan bekerja ekstra keras agar siswa mau mengikuti model kelas daring ini. Padahal saat pembelajaran konvensional saja, tidak banyak dari siswa spesial ini yang mau memperhatikan dan berkontribusi saat pembelajaran, mereka sudah mau bersekolah saja, sudah sangat bersyukur.
Pembelajaran konvensional meski dirasa kuno, namun tetap memiliki kelebihan tersendiri. Psikologi siswa akan terbentuk jika siswa bertemu langsung dengan gurunya. Mereka bisa mengingat gaya mengajar gurunya dan akan sangat diingat di pikiran mereka karena mengajar tidak hanya untuk mendapatkan ilmu tetapi lebih kepada pembentukan karakter. Hubungan emosional antara guru dan siswa yang terbentuk selama pembelajaran konvensional akan sangat membantu bagi keberhasilan siswa.
Meskipun ada banyak aspek yang perlu diperhatikan pada saat penerapan metode daring, metode ini juga memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya guru dan siswa akan semakin melek teknologi dan mengikuti perkembangan jaman, kegiatan pembelajaran tidak terbatas pada waktu dan tempat, sumber pembelajaran juga tidak terbatas hanya pada guru tetapi dari sumber lain, kreatifitas dan kekritisan siswa akan semakin keluar, guru akan semakin kreatif menggabungkan berbagai macam media ajar online, guru tidak lagi terbebani dengan koreksi tugas siswa secara manual, serta penggunaan kertas akan semakin berkurang karena teralihkan melalui aplikasi online.
Pada akhirnya, di setiap metode pembelajaran memang terdapat kelebihan dan kekurangan. Namun sudah menjadi tugas guru untuk menentukan metode, gaya ataupun teknik mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa yang didampingi. Karena kembali lagi, Teaching is an art,,Mengajar adalah sebuah seni untuk pembentukan karakter, kreatifitas, kekritisan, dan sifat kepedulian siswa. Tidak hanya terfokus pada penyampaian ilmu saja.
setuju, dan mulailah membuat momen spesial bersama siswa, https://membangunpersonalbranding.blogspot.com/2020/04/menulis-momen-spesial-kala-mengajar-di.html
BalasHapusBetul sekali bu, banyak sekali kendala yang dihadapi guru maupun siswa. Semoga guru semakin termotivasi untuk lebih kreatif.
BalasHapusMantap
BalasHapus