Ramadhan hari keempat, kami jalani seperti hari biasa. Sahur, sholat subuh berjamaah, beraktivitas biasa di pagi hari, istirahat di siang hari, tadarus, menyiapkan berbuka di sore hari, berbuka bersama, taraweh, dan lainnya. Masih terlihat seperti aktivitas biasanya memang. Hanya saja beberapa kegiatan agak berbeda.
Malam itu, seperti biasanya setelah melaksanakan sholat Maghrib, agenda rutin si kakak untuk mengaji. Bukan menyimak membaca Alquran,tetapi menyimak setoran hafalan juz 'Amma si kakak. 4 tahun usianya. Masih sangat belia memang. Tetapi saya ingin sedari dini kakak terbiasa mempelajari ayat-ayat Alquran. Itu karena, keinginan saya dan suami yang ingin menjadikan anak-anak kami seorang hafidz Alquran. Insyaallah..
Cara belajar Alquran kakak memang terbilang unik. Mungkin bagi sebagian anak ketika awal mempelajari Alquran, pasti belajar mengenal huruf Hijaiyah atau belajar dengan bantuan buku iqro'. Tetapi, itu tidak bisa saya terapkan ke anak sulung saya. Dia tidak ingin kalau belajar diatur-atur. Harus senyaman dia. Padahal jika mengaji dengan iqro', haruslah duduk tenang sembari berlatih membaca. Si kakak tidak bisa jika diperlakukan seperti itu. Dia akan bosan jika berlama-lama duduk diam di suatu tempat. Akhirnya saya membuat model belajar Alquran dengan nyanyian. Alhamdulillah, ini berhasil, beberapa huruf Hijaiyah sudah dia hafalkan. Belum semua memang, tetapi sudah mendingan kalau menurut saya.
Saat itu saya putar otak lagi mencari bagaimana solusi agar si kakak tidak cuma bisa mengenal huruf Hijaiyah saja. Akhirnya saya pilih untuk memanfaatkan kelebihan si kakak. Daya ingatnya yang menonjol saya gunakan untuk mengajari dia menghafal surat-surat pendek. Tidak hanya sekedar menghafal, tajwid nya pun harus benar dan tepat. Hanya selang 1,5 tahun dari semenjak dia mulai menghafal, kini hafalan nya sudah sampai ke surat At tin.
Malam ini, jadwal si kakak untuk belajar surat At tin. Metodenya, saya melafalkan, kemudian si kakak mengikuti apa yang saya ucapkan.
Ayat per ayat dia ikuti dengan agak kesusahan di pelafalan. Maklum ini hafalan surat barunya, jadi masih tahap perkenalan. Tetapi ada yang berbeda setelah sampai ke ayat ke lima surat at tin ini. dia bisa melafalkan sendiri sebelum aku mengucapkan lanjutan ayat tersebut dulu
sontak saya kaget, ini kan baru hafalan pertama kakak, dari mana dia bisa tahu lanjutan ayat itu? begitu pikir saya
saya pun melanjutkan hingga ayat terakhir dengan dia masih mengikuti pelafalan saya. hingga tiba di ayat terakhir, kami melafalkan ayat itu hampir bersamaan.
Tambah kaget saya, kali ini dia tidak melanjutkan ayat yang saya lafalkan tetapi melafalkan nya sendiri dengan benar dari awal. Sekesai menghafal, sayapun bertanya ke kakak.
"lho kak, kamu kok bisa ngaji at tin sendiri? tau darimana?" tanyaku
"iyalah, kan tau dari musholla " jawab kakak
memang beberapa hari ini setiap menjelang Maghrib, murottal yang diputar di pengeras suara musholla dekat rumah, selalu surat at tin. Tetapi waktu itu kan dia mendengarkannya tidak fokus karena berbarengan saat dia makan sore dan pasti nonton video di YouTube, pikirku. Saya kira dengan begitu dia hanya memperhatikan apa yang dia lihat di video, tetapi ternyata dia masih bisa menangkap bacaan surat at tin yang diperdengarkan melalui pengeras suara di musholla. Tidak hanya menangkap, tetapi bisa merekamnya di pikiran menjadi sebuah hafalan.
Subhanallah kak,,ternyata meski matamu tertuju pada video si YouTube, tetapi Telinga dan pikiranmu masih mampu menangkap dan merekam ayat-ayat Allah yang dikumandangkan. Semoga impian kami menjadikan mu seorang hafidz bisa terwujud.amin
Malam itu, seperti biasanya setelah melaksanakan sholat Maghrib, agenda rutin si kakak untuk mengaji. Bukan menyimak membaca Alquran,tetapi menyimak setoran hafalan juz 'Amma si kakak. 4 tahun usianya. Masih sangat belia memang. Tetapi saya ingin sedari dini kakak terbiasa mempelajari ayat-ayat Alquran. Itu karena, keinginan saya dan suami yang ingin menjadikan anak-anak kami seorang hafidz Alquran. Insyaallah..
Cara belajar Alquran kakak memang terbilang unik. Mungkin bagi sebagian anak ketika awal mempelajari Alquran, pasti belajar mengenal huruf Hijaiyah atau belajar dengan bantuan buku iqro'. Tetapi, itu tidak bisa saya terapkan ke anak sulung saya. Dia tidak ingin kalau belajar diatur-atur. Harus senyaman dia. Padahal jika mengaji dengan iqro', haruslah duduk tenang sembari berlatih membaca. Si kakak tidak bisa jika diperlakukan seperti itu. Dia akan bosan jika berlama-lama duduk diam di suatu tempat. Akhirnya saya membuat model belajar Alquran dengan nyanyian. Alhamdulillah, ini berhasil, beberapa huruf Hijaiyah sudah dia hafalkan. Belum semua memang, tetapi sudah mendingan kalau menurut saya.
Saat itu saya putar otak lagi mencari bagaimana solusi agar si kakak tidak cuma bisa mengenal huruf Hijaiyah saja. Akhirnya saya pilih untuk memanfaatkan kelebihan si kakak. Daya ingatnya yang menonjol saya gunakan untuk mengajari dia menghafal surat-surat pendek. Tidak hanya sekedar menghafal, tajwid nya pun harus benar dan tepat. Hanya selang 1,5 tahun dari semenjak dia mulai menghafal, kini hafalan nya sudah sampai ke surat At tin.
Malam ini, jadwal si kakak untuk belajar surat At tin. Metodenya, saya melafalkan, kemudian si kakak mengikuti apa yang saya ucapkan.
Wat tii ni waz zaitun
wa turi sinin
wa hadzal baladil amiiin
illalladzina amanu wa amilus sholihati ...(masih saya duluan yang melafalkan dan dia cuma ngikuti)
falahum ajrun gairu mamnun (waaahhh...kakak bisa melanjutkan nya sendiri tanpa saya bimbing)
sontak saya kaget, ini kan baru hafalan pertama kakak, dari mana dia bisa tahu lanjutan ayat itu? begitu pikir saya
saya pun melanjutkan hingga ayat terakhir dengan dia masih mengikuti pelafalan saya. hingga tiba di ayat terakhir, kami melafalkan ayat itu hampir bersamaan.
a laisallahu Bu akhkamil hakimin (berbarengan pengucapannya)
Tambah kaget saya, kali ini dia tidak melanjutkan ayat yang saya lafalkan tetapi melafalkan nya sendiri dengan benar dari awal. Sekesai menghafal, sayapun bertanya ke kakak.
"lho kak, kamu kok bisa ngaji at tin sendiri? tau darimana?" tanyaku
"iyalah, kan tau dari musholla " jawab kakak
memang beberapa hari ini setiap menjelang Maghrib, murottal yang diputar di pengeras suara musholla dekat rumah, selalu surat at tin. Tetapi waktu itu kan dia mendengarkannya tidak fokus karena berbarengan saat dia makan sore dan pasti nonton video di YouTube, pikirku. Saya kira dengan begitu dia hanya memperhatikan apa yang dia lihat di video, tetapi ternyata dia masih bisa menangkap bacaan surat at tin yang diperdengarkan melalui pengeras suara di musholla. Tidak hanya menangkap, tetapi bisa merekamnya di pikiran menjadi sebuah hafalan.
Subhanallah kak,,ternyata meski matamu tertuju pada video si YouTube, tetapi Telinga dan pikiranmu masih mampu menangkap dan merekam ayat-ayat Allah yang dikumandangkan. Semoga impian kami menjadikan mu seorang hafidz bisa terwujud.amin
Jangan pernah menyepelekan kemampuan anak.Otaknya masoh fresh
BalasHapusKemampuan anak luar biasa perlu diasah terus. Seperti mengukir di batu tak akan hilang
BalasHapus