Langsung ke konten utama

JURUS 4R : MENCATATKAN SEJARAH LEWAT TULISAN

Membaca buku sama halnya untuk berbicara dengan orang-orang bijak di masa lalu
(Decrates)

Setiap manusia ingin dikenang dan dikenal melalui sejarah. Itulah mengapa kita memerlukan sarana untuk mencatatkan diri kita dalam sejarah. Caranya yaitu dengan menerbitkan buku. Menerbitkan buku adalah cara kita untuk menorehkan segala perasaan dan pikiran kita akan sesuatu  ke dalam sebuah tulisan yang dibukukan. Permasalahan utamanya adalah tujuan akhir kita terletak pada menerbitkan buku atau membuat buku. Karena dua hal ini terlihat sama, namun berbeda esensinya. 

Membuat buku dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi tidak semua orang dapat menerbitkan buku. Memang, sekarang ini banyak cara untuk menerbitkan buku secara mandiri dan lebih mudah tentunya, namun untuk menerbitkan buku di penerbit besar yang berskala nasional, tidak semua orang dapat melakukannya. Hanya karya tulisan terbaiklah yang dapat dilirik oleh penerbit-penerbit besar berskala nasional. Namun, jangan jadikan ini sebagai target utama dalam menulis, tetapi jadikanlah sebagai tantangan  dalam menulis. Yang paling utama kita pikirkan adalah bagaimana cara kita melatih diri untuk terus menulis dan menuangkan pikiran kita secara apik agar nantinya penerbit akan dengan sendirinya melirik tulisan kita.

Bagi seorang penulis, yang tepenting adalah hadirnya pembaca, dan pembaca ini tidak selalu dalam bentuk pembaca buku. Banyak media tempat kita menuangkan tulisan, seperti media sosial, blog, media cetak dan lain sebagainya. Gunakan media ini sebagai sarana kita menuangkan segala bentuk pikiran dan perasaan kita terhadap suatu hal. Jika tulisan kita bagus, dibutuhkan dan dapat menjawab segala permasalahan yang sedang dihadapi sekarang, maka penerbit akan menyambut kita dengan tangan terbuka untuk menerbitkan karya-karya kita.

Lalu bagaimana caranya ?
Menurut Ibu Farrah Dina, seorang founder tangga edu, sebuah yayasan pendidikan, ada kiat praktis yang dapat digunakan untuk mengasah skill penulisan kita hingga akhirnya diterbitkan. Semuanya dijelaskan melalui jurus 4R (Renjana, Rutin, Review dan Ruang Pembaca)

Renjana
Renjana berarti pashion. Yang berarti sesuatu yang menarik perhatian kita, menjadi pemikiran kita, dan apabila kita melakukannya, kita akan merasa mudah dan nyaman. Pashion ini sangat penting dalam mengawali sebuah tulisan dimana pada awal kita menulis haruslah dimulai dari menulis sesuatu yang kita kuasai terlebih dahulu. Mengapa demikian? 

Menurut bu Farrah Dina, Jika kita menulis suatu hal yang dikuasai, maka kata-kata yang kita tuliskan akan mengalir dengan sendirinya. Segala bentuk pemikiran kita akan dengan mudah tercurah dalam bentuk kata-kata. Lain halnya jika kita menulis sesuatu yang bukan bidang kita. Kebanyakan yang terjadi adalah proses penulisan tadi akan mengalami hambatan di tengah penulisan bahkan ada yang sampai tidak dilanjutkan sama sekali. Akhirnya tidak satupun buku teks yang dihasilkan.

Namun, jika kita dipusingkan dengan pashion akan suatu genre tulisan, ada baiknya jika kita menuliskan sesuatu yang kita anggap mudah terlebih dahulu. Beliau mencontohkan jika kita suka makan, kita dapat menuliskan tentang review sebuah makanan, atau jika kita suka jalan-jalan, kita juga dapat menuliskan tentang kisah perjalanan kita, dan  lain sebagainya.  Hal ini akan  lebih mudah tertuang dalam tulisan karena berawal dari kesukaan kita akan sesuatu.

Rutin
Rutin disini bukan hanya rutin dalam menulis tetapi rutin membaca. Mengapa? Menurut beliau, Jika kita rutin membaca,  maka kita akan mendapatkan kosa kata baru lewat buku yang kita baca. Kosa kata ini akan sangat diperlukan untuk memperindah isi dari tulisan kita. Melalui rutin membaca, kita juga akan memperoleh ide-ide baru. Kita dapat mengembangkan ide tulisan tersebut menjadi sebuah tulisan yang bagus dan bermanfaat.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa sebuah ide tidak hanya berawal dari rutinitas membaca. Ketika kita sedang melakukan perjalanan ataupun kegiatan lain, jika ada sesuatu yang menarik bagi kita, kita dapat merekam momen tersebut untuk dijadikan sebuah ide tulisan.

Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan. Orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan 

Buatlah beberapa konsep dari ide-ide tersebut. Konsep yang dibuat tidak perlu dijelaskan secara detail, cukup tuliskan poin-poin pentingnya saja. Pengembangan konsep menjadi sebuah karya tulisan dapat kita lakukan pada waktu dan tempat yang khusus untuk kegiatan menulis.

Para penulis juga harus menentukan waktu khusus dalam menulis. Gunakan waktu yang dipilih untuk menuangkan segala ide yang sudah kita himpun ke dalam sebuah karya tulisan. Namun, jangan sampai waktu yang kita pilih menganggu waktu kita melakukan kegiatan utama seperti pada saat harus mendampingi anak. Pilihlah waktu yang membuat kita paling nyaman agar tulisan dapat tertuang dengan mudah. Jika sudah memutuskan waktu yang tepat, jangan lupa buat komitmen untuk terus menggunakan waktu tersebut untuk kegiatan menulis.

Review
Pada saat kita mempunyai sebuah ide dan beberapa konsep detail dari ide tersebut, buatlah tulisan dari konsep tersebut. Lakukan kegiatan menulis ini hingga selesai. Abaikan segala bentuk tata aturan yang ada, penokohan, alur cerita (jika dalam bentuk fiksi), diksi atau pemilihan kata, atau apapun itu. Setelah semua konsep yang kita tulis berkembang menjadi sebuah tulisan yang panjang, barulah kita melakukan review dari tulisan kita. Review ini berguna untuk meminimalisir kesalahan pada tulisan kita. Kegiatan mereview juga sama halnya dengan melakukan editing tulisan. 

Sesuaikan tulisan dengan tata aturan berlaku. Isi tulisan juga harus sesuai dengan genre buku yang dipilih. Jika buku non fiksi, lihat kembali alur berpikir dari tulisan tersebut, namun jika buku itu termasuk buku fiksi, lihatlah pada bagian penokohan, alur peristiwa, dan lain sebagainya. Menurut bu Farrah, seringkali, karena adanya kegiatan review ini, naskah final kita akan sangat berbeda dengan naskah awal yang sudah kita buat. Kekuatannya ada di kegiatan review ini. Melalui kegiatan review ini, kita juga dapat menentukan target pembaca kita.

Ruang bagi pembaca
Berikutnya menurut bu Farrah, ketika melakukan kegiatan review, jangan jadikan review dari penulis adalah sesauatu yang cukup. Tapi lakukanlah review ke target pasar yang akan kita tuju. Karena tujuan kita menulis adalah untuk dibaca, maka kita perlu mendengar pendapat dari pembaca juga. 

Beliau mencontohkan ketika kita ingin membuat buku anak-anak, lakukanlah review awalan kepada anak-anak. Berikan contoh naskah kita kepada si anak, minta dia membacanya, kemudian tanyakan kepada pembaca (si anak tadi) tentang apa saja yang harus diperbaiki, apa yang menurut pembaca tidak sukai, atau apa yang bagi mereka sulit dan kurang menarik.Inilah tujuan adanya ruang bagi pembaca yaitu untuk mencari kekurangan buku sebelum buku tersebut diajukan ke sebuah penerbit. 

Dengan adanya feedback negatif dari para si pembaca awal, maka kita akan memperbaiki naskah tulisan kita sehingga tulisan kita akan jauh lebih baik dan layak muat. Disamping itu, pentingnya ruang bagi pembaca karena dari segi pembaca sendiri mempunyai pola pikir dan penangkapan yang tidak sama dengan penulis. Maka dengan adanya ruang bagi pembaca ini, akan  menjembatani antara keinginan dari si pembaca dan penulis itu sendiri. Karena seorang penulis akan sangat bergantung dengan hadirnya pembaca, dan pembaca sendiri sangat membutuhkan penulis-penulis buku yang handal untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Namun, harus tetap diperhatikan bahwa kita menulis tidak melulu hanya untuk memenuhi keinginan pembaca, kita melakukannya karena memang senang dengan dunia tulis menulis dan bahagia melakukannya.

Pada intinya, kegiatan menulis ini akan selalu melibatkan banyak hal. Namun, jangan jadikan itu sebagai beban dalam menulis. Lakukan kegiatan menulis dengan santai tanpa berpikir akan aturan atau syarat tertentu. Jika kita terus menerus menulis, maka akan ada suatu waktu dimana kita akan menemukan pembaca setia kita, dan akhirnya dari tulisan tersebut akan terbit sebuah buku yang bermakna.


Komentar

  1. Menulislah utk dibaca diri swndiri dan dibagikan keoada orang lain. Kalau kelak menjadi buku baru akan menjadi catatan sejarah dalam menulis.

    BalasHapus
  2. menulis dan menulis hingga menulis menjadi gaya hidup

    BalasHapus
  3. Menulislah dan tinggalkan sejarah

    BalasHapus
  4. Good... Saya belajar dari anda semua

    BalasHapus
  5. Mantap resumenya. Menulis untuk keabadian kata Pramudya Ananta tor

    BalasHapus
  6. hemm...mengagumkan bu nora tulisan-tulisannya

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah, selama, teruslah berkarya hingga mencatat sejarah

    BalasHapus
  8. Mantap, selamat mendapat hadih karena tulisannya menginspirasi

    BalasHapus
  9. Barakallah, nderek bingah njih tulisannya dapat apresiasi dari Omjay dan penerbit Andi

    BalasHapus
  10. Luar biasa resumenya Bu. Saya mesti banyak belajar lagi dari ibu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

TIPS MEMBUKUKAN HASIL RESUME PELATIHAN

Jika dulu kita mendengar kata webinar atau kulwap, pasti sangat asing di telinga kita. Karena tidak dapat dibayangkan, apa bisa pelatihan/workshop/seminar yang dilakukan secara online baik dari YouTube atau WA? Namun, di tengah pandemi seperti sekarang, dimana kerumunan sangatlah dilarang dan masyarakat masih haus akan keilmuan, pelatihan secara online adalah solusi dari permasalahan ini. Saat ini penyelenggaraan webinar sedang digandrungi oleh banyak pihak. Baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh instansi maupun pribadi. Semua berlomba-lomba untuk menawarkan acara webinar dengan seabrek manfaat yang didapat. Entah itu yang pelaksanaannya gratis, maupun yang berbayar. Prospek webinar di masa pandemi ini sedang begitu gemilang.  Banyaknya acara webinar yang diselenggarakan, juga memberikan suatu permasalahan. Apakah kita mengikuti webinar tersebut hanya untuk mengejar sertifikat yang ditawarkan atau benar-benar ingin memperoleh ilmu baru. Sebenarnya dua tujuan ini diperbolehkan selama k

KIAT MEMBUKUKAN LAPORAN PTK

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia). Terdapat berbagai macam karya ilmiah, diantaranya hasil seminar atau workshop, laporan penelitian, makalah, artikel atau jurnal penelitian dan lainnya. Skripsi, tesis, dan disertasi pun tergolong jenis karya ilmiah. Apapun tipe penelitian yang dilakukan, baik penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dan pengembangan (R&D), penelitian kualitatif ataupun penelitian eksperimen, jika dibuat dalam bentuk laporan penelitian maka disebut karya ilmiah. Salah satu jenis laporan penelitian yang sering dibuat oleh pengajar  adalah laporan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.  Penelitian ini biasanya dilakukan oleh pengajar yang in