Langsung ke konten utama

RAHASIA LANCAR MENULIS


Belajar,,belajar,,dan belajar,,

Sebuah kata yang singkat, tetapi penuh makna. Jika kita pikirkan lagi, kapan kita tidak pernah belajar? Sepanjang hayat dari bayi hingga sekarang kita terus dan terus belajar. Sewaktu bayi, kita belajar bahwa menangis adalah tanda kita diperhatikan, tanda keinginan kita dituruti. Semakin besar, kita mulai belajar duduk, belajar berjalan, belajar berbicara, belajar berlari, hingga sampai ke kondisi kita yang sekarang ini. Setelah masuk ke dunia sekolah, kita juga tidak ada hentinya untuk belajar, menimba ilmu pengetahuan yang belum kita ketahui. Di rumahpun kita terus belajar, belajar untuk bertata krama, berbagi dengan saudara, belajar mengontrol emosi ketika marah dan masih banyak lagi kegiatan kita untuk belajar. Selama kita masih hidup, tidak akan pernah kita berhenti untuk belajar.

Begitupun dengan membuat suatu karya tulisan, Dr Uswadin, Ketua IKA UNJ dan pengembang labschool  UNJ mengatakan bahwa tidak ada sebuah karya tulisan yang instan. Semua tulisan yang bagus dan enak dibaca pasti melalui sebuah proses. Dan proses itupun tidak sebentar. Butuh proses lama hingga menghasilkan suatu karya tulisan yang bagus, berbobot dan diminati pembaca. Masalahnya adalah, apakah kita mau bersabar menjalani proses itu atau tidak? Hanya diri kita yang bisa menjawab pertanyaan ini.


Hambatan dalam menulis
Dr Uswadin menyampaikan jika dalam berkarya, ada beberapa hal yang dapat menghambat proses keberhasilan kita. Yang paling utama adalah rasa malas. Semua hasil karya termasuk tulisan, tidak akan dapat terwujud ketika kita tidak bisa mengalahkan rasa malas ini. Buatlah diri kita menang dari rasa malas itu, buatlah komitmen pada diri sendiri bahwa setiap hari kita harus bisa menghasilkan sebuah tulisan. Tidaklah penting kita menulis apa, curahan hatipun dapat diterima. Yang terpenting hasilkan sebuah karya tiap harinya karena itu adalah salah satu proses belajar menulis.

Faktor kedua menurut Dr Uswadin adalah rasa tidak percaya diri. Khawatir jika tulisan kita jelek, tidak enak dibaca atau tidak diminati pembaca. Sebuah rasa yang alami bagi penulis pemula. Dr Uswadin memberikan cara dengan memperbanyak latihan untuk menulis. Semakin sering kita menulis, maka suatu saat tulisan itu akan mengalir sendiri karena kenikmatan dalam menulis sudah kita peroleh.

Perbanyak membaca buku-buku lain juga dapat membantu kita menuangkan sebuah gagasan ke dalam tulisan yang apik dibaca. Kita akan semakin kaya kosa kata, lebih mengenal banyak gaya menulis dan lebih lancar dalam menyusun kalimat,hasil dari membaca. Setelah menghasilkan suatu tulisan, mintalah saran dan masukan dari orang lain guna perbaikan tulisan kita.

Lebih lanjut, Dr. Uswadin menjelaskan jika faktor ketiga yaitu "ngeblank" atau tidak ada ide. Jika saat menulis nge blank, maka tanda kita perlu beristirahat sejenak. Karena otak dan kemampuan kita juga mempunyai keterbatasan untuk bekerja. Jadi sebaiknya kita beristirahat dulu, merilekskan pikiran agar kembali fresh.  Jika sudah fresh, tinggal melanjutkan menulis karya kita. Intinya jadikan menulis sebagai suatu sarana hiburan sekaligus hobi kita. Jika kita melakukan suatu hobi, maka tidak akan ada keterpaksaan dalam pengerjaan nya.


Menangkap ide
Ada kalanya beberapa ide akan muncul di saat kita  sedang bersantai. Ini juga yang dialami oleh bapak Dr Uswadin, dan karena khawatir ide tersebut akan hilang karena lupa, maka beliau langsung mencatat beberapa poin yang terpikirkan di sebuah kertas. Sebenarnya bukan hanya di kertas, di media lainpun dapat digunakan. Yang terpenting,  pada saat terlintas suatu ide, cepat-cepatlan merekam ide tersebut agar suatu saat dapat digabungkan menjadi sebuah tulisan.

Setelah poin-poin tersebut tertulis maka pada waktu dan suasana yang tepat beliau tulis ide tersebut. Tuangkan ide sesuai dengan konsep-konsep yang kita buat di coretan. Buat secara runtut dan mengalir. Setelah dianggap runtut baru tuangkan dalam bentuk tulisan. Setelah tulisan jadi, kita baca ulang terlebih dulu beberapa kali untuk proses editing sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku.  Dr Uswadin menambahkan agar tidak membuat paragraf panjang apalagi sampai satu halaman. Ini mensiasati agar pembaca tidak lelah. Idealnya dalam 1 halaman tulisan ada minimal 2 hingga 4 paragraf. Jika proses editing ini dirasa sudah pas, barulah kita memberanikan diri untuk mempublikasikannya.

Selanjutnya Dr Uswadin menyarankan agar tulisan yang kita buat dapat di bagikan ke publik melalui media online seperti blog, media sosial, ataupun grup chat online serta media cetak seperti koran dan majalah. Ada kebanggaan tersendiri jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yg sudah populer atau berskala nasional. Ini akan menjadi penyemangat baru agar kita tetap menulis dan menulis lagi.


Dengan kita sering menulis, kadang-kadang ide-ide baru akan muncul dengan sendirinya. Kita akan lebih respect terhadap keadaan sekitar dan menuangkan nya menjadi sebuah tulisan. Itupun juga yang penulis alami sekarang. Selain itu, jika kebiasaan menulis sudah sejiwa dengan kita, maka tidak hanya tulisan, kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika dinyanyikan.

Pada akhirnya, untuk menghasilkan suatu karya tulisan yang bagus dan berbobot, bukanlah sesuatu yang instan. Butuh suatu proses untuk mencapainya. Perbanyak latihan menulis, seringlah membaca, dan jangan segan untuk meminta pendapat orang lain tentang karya kita. Dengan hal tersebut maka akan memberikan kemajuan untuk karya kita. Maka dari sekarang,,belajar,,belajar,,dan tetaplah belajar menulis setiap saat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FINALLY,,,DONE

Berawal dari bulan Maret yaitu semenjak pandemi dimulai, dimulai juga menimba ilmu secara online di grup belajar menulis yang diampu oleh om Jay, blogger ternama Nasional. Meskipun WFH dilakukan, kreatifitas dan inovasi harus tetap berjalan. Grup belajar menulis secara online menjadi pilihan. Banyak materi penulisan yang dipaparkan di grup belajar ini. Semuanya dikupas tuntas oleh para penulis ternama Indonesia. Sebut saja Akbar Zainuddin dan Munif Chatib. Siapa sih yang tidak mengenal beliau berdua. Buku karangan beliau menjadi best seller di beberapa toko buku besar. Beliau berdua hanyalah sedikit dari narasumber yang memberi paparan di pelatihan menulis online ini. Masih banyak narasumber yang hebat dan ternama yang bersedia memberikan ilmunya tentang dunia penulisan.  Menimba ilmu dari pakarnya langsung memang berbeda. Bahkan, seseorang yang belum pernah sekalipun menulis, setelah mengikuti pelatihan ini pasti akan terkena virus menulis dan mulai menulis. Awalnya pasti tidak lancar

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

TIPS MEMBUKUKAN HASIL RESUME PELATIHAN

Jika dulu kita mendengar kata webinar atau kulwap, pasti sangat asing di telinga kita. Karena tidak dapat dibayangkan, apa bisa pelatihan/workshop/seminar yang dilakukan secara online baik dari YouTube atau WA? Namun, di tengah pandemi seperti sekarang, dimana kerumunan sangatlah dilarang dan masyarakat masih haus akan keilmuan, pelatihan secara online adalah solusi dari permasalahan ini. Saat ini penyelenggaraan webinar sedang digandrungi oleh banyak pihak. Baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh instansi maupun pribadi. Semua berlomba-lomba untuk menawarkan acara webinar dengan seabrek manfaat yang didapat. Entah itu yang pelaksanaannya gratis, maupun yang berbayar. Prospek webinar di masa pandemi ini sedang begitu gemilang.  Banyaknya acara webinar yang diselenggarakan, juga memberikan suatu permasalahan. Apakah kita mengikuti webinar tersebut hanya untuk mengejar sertifikat yang ditawarkan atau benar-benar ingin memperoleh ilmu baru. Sebenarnya dua tujuan ini diperbolehkan selama k