Langsung ke konten utama

SEDIHNYA ANGKATAN CORONA

Kemarin, tidak satupun tulisan yang berhasil ditorehkan.Padahal semenjak mengikuti pelatihan menulis om Jay, komitmen sudah saya buat agar tiap hari minimal 1 artikel tertuliskan. Paling tidak, hasil resume pelatihan menulis online dengan om Jay sebagai latihan menulis saya bisa dikerjakan. Tapi tak satupun saya lakukan.

Mood yang sudah hilang sejak dini hari karena kabar sedih merubah semuanya. Saya kira ini pembelaan diri saya karena kalah dengan mood swing. Mungkin kalau saya bekerja di dunia jurnalistik, langsung akan dipecat atasan karena tidak ada hasil tulisan apapun dalam sehari.

Berita di WA yang saya terima dini hari kemarin, benar-benar tidak terduga. Pembatalan tes PKN STAN oleh Kemenkeu adalah suatu hal yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Saya kira semua tes masuk perguruan tinggi dan sekolah kedinasan akan tetap berjalan seperti biasanya dengan segala penyesuaian yang ada. Namun, adanya berita ini sudah memupuskan segalanya.

Angkatan Corona, begitu saya menyebut angkatan kelas akhir di tahun ini. Penghapusan UN yang sudah dilaksanakan kemarin, sudah menjadi pukulan tersendiri bagi mereka yang duduk di kelas akhir. Mungkin ada beberapa siswa yang bahagia, karena tidak perlu belajar ekstra guna menghadapi UN. Tapi tak sedikit diantara mereka yang bersedih ketika mendengar kabar ini. Mereka yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk UN dengan mengikuti kelas tambahan di bimbingan belajar, adalah yang pertama kali kecewa dengan dihapuskan nya UN.

Belum reda sedih mereka akibat UN yang batal dilaksanakan, sekarang ada lagi berita yang memupuskan harapan. tes STAN yang resmi dibatalkan membuat pupus harapan mereka untuk bisa menikmati pendidikan di sekolah kedinasan seperti yang mereka idamkan.

Memang, sekolah kedinasan memiliki magnet tersendiri bagi siswa kelas akhir SMA. Status PNS yang langsung disandang dan pekerjaan yang mapan, pasti akan membuat sebagian besar siswa tergiur dan melirik kampus ini. Namun, tes masuk yang begitu ketat dengan persaingan yang begitu ketat juga, membuat siswa yang ingin berkuliah di sekolah ini harus berjuang ekstra.

Salah satu ikhtiar yang mereka lakukan adalah dengan mengikuti kelas persiapan masuk sekolah kedinasan. Ini biasanya dilaksanakan oleh beberapa bimbingan belajar. Seperti bimbel tempat saya mengadakan kelas tambahan sekarang. Bimbel saya ini khusus untuk persiapan penerimaan tes PKN STAN. Setiap tahunnya banyak siswa yang mendaftar untuk mengikuti kelas  dan lumayan banyak juga alumni bimbel kami yang bisa melenggang dengan leluasa masuk STAN. Begitupun tahun ini, siswa peminat masuk STAN dan ikut pembelajaran di bimbel kami masih lumayan. Berbagai program mereka ambil untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal guna bekal tes masuk STAN. Biaya memang menjadi pertimbangan tetapi tidak terlalu mereka pikirkan. Karena tujuan utama mereka tetaplah lolos STAN.

Tidak tanggung-tanggung, banyak dari mereka mulai persiapan sejak awal tahun ajaran baru dimulai. Tujuannya agar persiapan lebih maksimal. Dari beberapa try out STAN yang diadakan, beberapa dari siswa kami sudah dapat bersenang hati karena berhasil lolos. Ini karena buah dari ketekunan mereka selama mengikuti pembelajaran dari bimbel. Namun, berita Kamis dini hari benar-benar meruntuhkan segala harapan dan semangat mereka.

PKN STAN tahun ini resmi tidak menerima pendaftaran imbas adanya Corona. Banyak pertimbangan dari kementerian keuangan yang pada akhirnya tetap tidak melaksanakan pendaftaran mahasiswa baru PKN STAN tahun ini. Seketika itu juga, siswa kami kecewa, sedih tentunya,karena segala usaha mereka selama setengah tahun lebih ini seakan sia-sia. Tidak hanya materi, waktu dan usaha maksimalpun telah siswa kami curahkan demi harapan mereka masuk STAN tahun ini.

Banyak dari tentor berusaha menghibur mereka bahwa tidak ada ilmu yang tidak berguna atau usaha yang sia-sia. Karena ini bukan dihentikan selamanya,tetapi hanya tertunda. Sayapun berusaha membesarkan hati mereka untuk tidak kecewa terlalu lama. Tapi di balik itu, saya juga bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Karena tidak sedikit materi yang mereka gelontorkan untuk mengikuti kelas persiapan ini tetapi hasilnya tidak sesuai harapan. Apalagi di masa yang serba susah seperti sekarang, sedikit materi pasti sangat berguna.

Guna meredam kekecewaan siswa, dari pihak manajemen bimbingan belajar akhirnya merombak total silabus pembelajaran di kelas. Silabus yang awalnya memang dikhususkan untuk tes masuk STAN,kini dialihkan untuk persiapan UTBK masuk perguruan tinggi negeri. Memang dari segi materi hampir sama, tapi saya yakin bukan itu yang mereka harapkan. Harapan utama mereka tetaplah masuk STAN. Semoga harapan mereka yang pupus tahun ini, bisa menjadi pemicu semangat untuk dapat masuk tahun depan. Karena saya percaya, kegigihan, usaha dan doa tidak akan pernah menghasilkan hasil yang sia-sia. Semua pasti indah pada waktunya.

Komentar

  1. hidup adalah ujian dan cobaan maka bersabarlah,dibali kesusahan pasti ada kemudahan,yakin dan percayalah itu,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FINALLY,,,DONE

Berawal dari bulan Maret yaitu semenjak pandemi dimulai, dimulai juga menimba ilmu secara online di grup belajar menulis yang diampu oleh om Jay, blogger ternama Nasional. Meskipun WFH dilakukan, kreatifitas dan inovasi harus tetap berjalan. Grup belajar menulis secara online menjadi pilihan. Banyak materi penulisan yang dipaparkan di grup belajar ini. Semuanya dikupas tuntas oleh para penulis ternama Indonesia. Sebut saja Akbar Zainuddin dan Munif Chatib. Siapa sih yang tidak mengenal beliau berdua. Buku karangan beliau menjadi best seller di beberapa toko buku besar. Beliau berdua hanyalah sedikit dari narasumber yang memberi paparan di pelatihan menulis online ini. Masih banyak narasumber yang hebat dan ternama yang bersedia memberikan ilmunya tentang dunia penulisan.  Menimba ilmu dari pakarnya langsung memang berbeda. Bahkan, seseorang yang belum pernah sekalipun menulis, setelah mengikuti pelatihan ini pasti akan terkena virus menulis dan mulai menulis. Awalnya pasti tidak la...

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta ...

JURUS 4R : MENCATATKAN SEJARAH LEWAT TULISAN

Membaca buku sama halnya untuk berbicara dengan orang-orang bijak di masa lalu (Decrates) Setiap manusia ingin dikenang dan dikenal melalui sejarah. Itulah mengapa kita memerlukan sarana untuk mencatatkan diri kita dalam sejarah. Caranya yaitu dengan menerbitkan buku. Menerbitkan buku adalah cara kita untuk menorehkan segala perasaan dan pikiran kita akan sesuatu  ke dalam sebuah tulisan yang dibukukan. Permasalahan utamanya adalah tujuan akhir kita terletak pada menerbitkan buku atau membuat buku. Karena dua hal ini terlihat sama, namun berbeda esensinya.  Membuat buku dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi tidak semua orang dapat menerbitkan buku. Memang, sekarang ini banyak cara untuk menerbitkan buku secara mandiri dan lebih mudah tentunya, namun untuk menerbitkan buku di penerbit besar yang berskala nasional, tidak semua orang dapat melakukannya. Hanya karya tulisan terbaiklah yang dapat dilirik oleh penerbit-penerbit besar berskala nasional. Namun, jangan ja...