Sebelum kita membahas bagaimana cara menembus penerbit nasional, kita kenali dulu tentang hypnowriting. Apa itu hypnowriting? hypnowriting adalah bagaimana kita dapat membuat tulisan yang menghipnotis pembaca, artinya adalah tulisan yang membuat pembaca tertarik. Menurut pak Amir yang merupakan seorang motivator, kunci dari hypnowriting adalah banyak membaca karya orang lain. Hypnowriting ini merupakan salah satu faktor penting agar karya kita diterima penerbit karena semakin banyak tulisan kita diminati pembaca, semakin dekat penerbit dengan kita.
Pak Amir menceritakan bahwa buku motivasi best seller karangannya merupakan hasil otodidak dirinya selama terjun masuk ke dunia pendidikan. Tidak adanya latar belakang jurnalistik dan pendidik, tidak membuat Pak Amir mati gaya ketika membuat suatu karya. Berbekal dengan hypnowriting, buku motivasi tentang kepemimpinan merupakan hasil pengalaman pribadi beliau ketika masih menjadi seorang mandor proyek yang dituangkannya ke dalam sebuah tulisan.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa menjadi penulis tidak melulu ditentukan berdasarkan latar belakang pendidikan, tetapi keinginan yang besar untuk keluar dari zona nyaman dan belajar sesuatu yang barulah yang dapat dijadikan patokan. Menurut pak Amir, seorang penulis yang baik pastilah seorang pembelajar yang baik pula. Dari kita banyak belajar, maka semakin kita lancar menulis dan akan membuat tulisan yang menarik bagi pembaca. Jika sudah menghasilkan karya, masukkan karya kita ke penerbit. Tawarkanlah karya itu ke penerbit nasional.
Mengapa harus ke penerbit nasional? Menurut pak Amir, ini dikarenakan kita harus membangun branding. Dengan buku kita yang berhasil diterbitkan oleh penerbit nasional, tidak diragukan lagi, penulisnya akan dikenal seantero Indonesia. Mengapa tidak? ini karena buku terbitan penerbit nasional akan dipajang di semua outlet buku yang dimilikinya. Jadi secara tidak langsung, penulis sudah membangun brand nya sendiri di wilayah Indonesia. Apalagi jika buku tersebut masuk ke dalam best seller, maka bersiap-siaplah bagi si penulis untuk mengorbankan waktu istirahatnya karena kemungkinan besar akan banyak yang meminta penulis tersebut untuk melakukan bedah buku best sellernya.
Menembus penerbit nasional adalah dambaan setiap penulis. Tidak mudah memang, tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin. Salah satu penerbit nasional yang dimiliki Indonesia adalah Gramedia group. Gramedia group ini sudah memiliki banyak outlet buku di seluruh Nusantara.
Gramedia memang mengkategorikan buku-buku khusus untuk cepat diterima dan diterbitkan oleh penerbit. Seperti buku novel, buku tentang Travelling, buku motivasi, dan buku komik. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi genre buku lain untuk dapat diterima dan diterbitkan oleh Gramedia group.
Pak Amir mengatakan jika buku lain selain keempat buku khusus tadi tetap dapat diterbitkan jika penulis dapat menjelaskan tentang target pasar (siapa calon pembeli kita), berapa banyak jumlah pembeli dan usaha promosi seperti apa yang akan penulis lakukan dalam mempromosikan buku kita. Sebagai contoh, kita ingin menerbitkan buku tentang konsep merdeka belajar, maka target pembaca buku adalah praktisi pendidikan, guru, dosen, mahasiswa tingkat akhir , dan umum. Berapa banyak jumlah pembeli, kita asumsikan 1% dari total tenaga pendidik se Indonesia. Kemudian bagaimana cara kita berpromosi, juga dijelaskan,apakah hanya lewat medsos, pameran buku atau dengan cara lain. Susun kesemuanya itu menjadi sebuah proposal untuk kemudian diajukan ke penerbit yang dituju. Selain itu, penulis juga perlu untuk membuat resume keseluruhan isi buku guna memudahkan pembeli dalam melihat isi buku.
Lebih lanjut beliau jelaskan bahwa ketika buku sudah diterima di penerbit Gramedia, maka sejelek-jelek nya buku tersebut, akan bertahan selama 6 bulan di bagian penjualan. Jadi penulis masih dapat menikmati royalti selama 6 bulan itu. Tetapi jika buku yang diterbitkan masuk ke dalam best seller, maka buku tersebut akan dicetak beberapa kali.
Maka dari itu, menulislah sekarang juga, buatlah karya yang diminati pembaca, bukukanlah karya itu dan terbitkan. Lihat sesuatu akan terjadi kemudian.
Pak Amir menceritakan bahwa buku motivasi best seller karangannya merupakan hasil otodidak dirinya selama terjun masuk ke dunia pendidikan. Tidak adanya latar belakang jurnalistik dan pendidik, tidak membuat Pak Amir mati gaya ketika membuat suatu karya. Berbekal dengan hypnowriting, buku motivasi tentang kepemimpinan merupakan hasil pengalaman pribadi beliau ketika masih menjadi seorang mandor proyek yang dituangkannya ke dalam sebuah tulisan.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa menjadi penulis tidak melulu ditentukan berdasarkan latar belakang pendidikan, tetapi keinginan yang besar untuk keluar dari zona nyaman dan belajar sesuatu yang barulah yang dapat dijadikan patokan. Menurut pak Amir, seorang penulis yang baik pastilah seorang pembelajar yang baik pula. Dari kita banyak belajar, maka semakin kita lancar menulis dan akan membuat tulisan yang menarik bagi pembaca. Jika sudah menghasilkan karya, masukkan karya kita ke penerbit. Tawarkanlah karya itu ke penerbit nasional.
Mengapa harus ke penerbit nasional? Menurut pak Amir, ini dikarenakan kita harus membangun branding. Dengan buku kita yang berhasil diterbitkan oleh penerbit nasional, tidak diragukan lagi, penulisnya akan dikenal seantero Indonesia. Mengapa tidak? ini karena buku terbitan penerbit nasional akan dipajang di semua outlet buku yang dimilikinya. Jadi secara tidak langsung, penulis sudah membangun brand nya sendiri di wilayah Indonesia. Apalagi jika buku tersebut masuk ke dalam best seller, maka bersiap-siaplah bagi si penulis untuk mengorbankan waktu istirahatnya karena kemungkinan besar akan banyak yang meminta penulis tersebut untuk melakukan bedah buku best sellernya.
Menembus penerbit nasional adalah dambaan setiap penulis. Tidak mudah memang, tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin. Salah satu penerbit nasional yang dimiliki Indonesia adalah Gramedia group. Gramedia group ini sudah memiliki banyak outlet buku di seluruh Nusantara.
Gramedia memang mengkategorikan buku-buku khusus untuk cepat diterima dan diterbitkan oleh penerbit. Seperti buku novel, buku tentang Travelling, buku motivasi, dan buku komik. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi genre buku lain untuk dapat diterima dan diterbitkan oleh Gramedia group.
Pak Amir mengatakan jika buku lain selain keempat buku khusus tadi tetap dapat diterbitkan jika penulis dapat menjelaskan tentang target pasar (siapa calon pembeli kita), berapa banyak jumlah pembeli dan usaha promosi seperti apa yang akan penulis lakukan dalam mempromosikan buku kita. Sebagai contoh, kita ingin menerbitkan buku tentang konsep merdeka belajar, maka target pembaca buku adalah praktisi pendidikan, guru, dosen, mahasiswa tingkat akhir , dan umum. Berapa banyak jumlah pembeli, kita asumsikan 1% dari total tenaga pendidik se Indonesia. Kemudian bagaimana cara kita berpromosi, juga dijelaskan,apakah hanya lewat medsos, pameran buku atau dengan cara lain. Susun kesemuanya itu menjadi sebuah proposal untuk kemudian diajukan ke penerbit yang dituju. Selain itu, penulis juga perlu untuk membuat resume keseluruhan isi buku guna memudahkan pembeli dalam melihat isi buku.
Lebih lanjut beliau jelaskan bahwa ketika buku sudah diterima di penerbit Gramedia, maka sejelek-jelek nya buku tersebut, akan bertahan selama 6 bulan di bagian penjualan. Jadi penulis masih dapat menikmati royalti selama 6 bulan itu. Tetapi jika buku yang diterbitkan masuk ke dalam best seller, maka buku tersebut akan dicetak beberapa kali.
Maka dari itu, menulislah sekarang juga, buatlah karya yang diminati pembaca, bukukanlah karya itu dan terbitkan. Lihat sesuatu akan terjadi kemudian.
mantul
BalasHapusKeren, lengkap
BalasHapus