Saat ini marilah kita memotivasi diri untuk menjadi guru penulis dan guru yang visioner. Cara yang paling mudah adalah menjadi guru menulis. Sebenarnya mudah menjadi penulis dan tidak ada orang yg tidak bisa menulis. Buktinya jika di media sosial, kita pandai membuat status dengan tulisan yang demikian panjangnya. Atau saat sedang galau atau gusar, kita mampu merangkai kata-kata dengan mudah di buku diari kita. Atau ketika kita sedang patah hati atau jatuh cinta, puisi lah sasaran utama tulisan kita. Jadi tidak ada alasan kita untuk mengatakan menulis itu susah. Demikian juga untuk menulis buku. Yang ada hanyalah orang yang tidak mau menulis buku.
Mengapa demikian? Menulis adalah sarana mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Menulis di buku diary, itu adalah hasil mengungkapkan perasaan, begitupun juga menulis di media sosial merupakan curahan isi hati dan pikiran yang dibahasakan. Ini berarti semua orang pastilah bisa menulis.
Seseorang dapat dengan lancar berbicara tanpa harus berpikir terlebih dahulu, sementara ketika menulis, sangat susah pengungkapannya. Padahal esensi keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Alasannya adalah karena pembiasaan. Ketika kita terbiasa berbicara, maka tanpa berpikir pun semua kata-kata yang ada di pikiran akan keluar dengan rapi . Lain halnya dengan menulis, otot jari kita tidak pernah dibiasakan untuk menulis sehingga tidak ada koordinasi antara otak dan otot jari kita.
Cara memperbaikinya adalah dengan membiasakan menulis setiap hari, sehingga akan tercipta koordinasi dan kombinasi antara otak dengan otot jari kita. Ini juga akan membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis, maka ketika melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Kita akan cepat-cepat menuangkan rasa itu ke dalam suatu tulisan. Banyak media yang dapat digunakan sebagai tempat kita mencurahkan isi hati ke dalam tulisan,dapat berupa kertas, smartphone, notebook, laptop, atau mungkin media lainnya.
Gambar di atas adalah karya dari seorang mahasiswa dan santri yang telah berhasil menerbitkan buku di usia belianya. Jika melihat gambar tersebut, pastilah kita merefleksi diri, karya apa yang sudah berhasil kita buat hingga detik ini. Jadikan hal ini sebagai motivasi untuk bisa berkarya, mewujudkan sebuah buku terbitan sendiri. Lakukan langkah awal dengan mulai menulis .Bersama Dr Imron Roshidi, seorang penulis, guru berprestasi,instruktur, dan kepala sekolah, yang juga narasumber kuliah menulis online saat ini, kita akan diberikan kobaran motivasi menulis yang tiada henti dari beliau.
Menurut Pak Imron, menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca. Selanjutnya kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis.
Mengapa harus menulis?
ada beberapa alasan, seseorang diharuskan untuk menulis. Alasan tersebut antara lain:
Semua alasan tersebut sah-sah saja dalam kegiatan menulis. Selama alasan tersebut dapat menjadi motivasi bagi penulis, maka alasan itu masih dapat dibenarkan.
Beliau juga mengungkapkan ada dua alasan mengapa seorang guru tidak menulis yaitu belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan tidak tahu cara menulis. Ingat, menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Sebab orang yg tidak pernah salah hanyalah orang yang tak pernah berbuat apa-apa. Dengan kita pernah salah, setidaknya kita sudah mencoba dan akan belajar dari kesalahan tersebut.
Waktu menulis anggaplah sama ketika kita sedang berbicara. Begitu kata pak Imron. Kalau ada yg salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Teruslah menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai, mungkin 4 sampai 6 paragraf, kita dapat membaca lagi sambil membenahi yang salah.
Menulis merupakan sebuah keterampilan. Maka kita harus terus berlatih untuk mengasah keterampilan ini. Pak Imron mengibaratkan sebagaimana pemain sepak bola yang diharuskan untuk terus berlatih. Dia memerlukan vitamin sebagai penyokong kegiatan latihannya. Begitu pula seorang penulis, juga butuh vitamin untuk mendukung kegiatan menulisnya. Buku itulah vitamin untuk seorang penulis. Buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis dapat dijadikan asupan sebagai arahan kegiatan menulis sekaligus motivasi menulis.
Dalam menulis, perlu adanya sifat cuek. Artinya tidak perlu memikirkan tulisan kita yang awalnya tidak terlalu bagus. Yang terpenting adalah terus berlatih. Dengan berlatih akan ada peningkatan baik dari segi kedalaman konten maupun bahasa.
Buku apa yang kita tulis?
Sebelum menjawabnya, Pak imron menceritakan sedikit pengalaman beliau ketika awal menulis sebuah buku. Beliau menuturkan jika tulisannya diawali dengan menulis LKS karena pada saat itu LKS wajib dimiliki oleh siswa. Namun, LKS yang ada di pasar, hanya berupa pemberian soal dan ringkasan materi. Akhirnya beliau membuat LKS yang berbeda dan tentunya lebih lengkap dengan yang sudah ada.
Setelah itu, beliau menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran hingga sekarang beliau aktif menulis buku peruliahan dan umum.
Dari kisah beliau ini, kita dapat mengawali kegiatan menulis kita dengan membuat karya yang kita kuasai dan senangi. Misalkan kita senang berpuisi, kita dapat membuat buku kumpulan puisi, atau kita senang mendongeng untuk anak, kita dapat membuat buku anak, atau bagi yang suka membaca novel, kita dapat mulai membuat novel kita sendiri. Jika sudah lancar, kita dapat berlanjut ke buku umum dengan tema yang sedang trend sekarang, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran.
Bagaimana langkahnya? dalam menulis buku, kita dapat mengikuti melangkah berikut.
Pendalaman materi dapat dilakukan dengan prinsip 3 P yaitu
1. Person
Banyak berdiskusi dg orang-orang atau para ahli tentang apa yang akan kita tulis
2. Paper
Membeli atau mengumpulkan berbagai buku, majalah, jurnal dan lainnya sesuai dengan materi yang akan kita tulis.
3. Place. Mendatangi tempat yang akan kita tulis. Kalau mau menulis tentang pesantren, perbanyak datang ke pesantren
Pada saat kita menulis, Pak Imron mengatakan jika ada kalanya kita mengalami mandeg ide. Menurut beliau, kurangnya motivasi bisa menjadi penyebab kemandegan. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum kita menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yg akan ditulis
Seorang penulis itu harus selalu mempersejatai diri dengan sebuah pena dan caatan. Ini mengantisipasi untuk mencatat ide yg muncul dengan tiba-tiba. Segera tulislah ide tersebut dan tidak boleh ditunda.Terus tentukan, menulis dalan bentuk yang paling sederhana, artikel populer atau dibuat cerita panjang.
Mengawali paragraf
Lebih lanjut beliau menjelaskan tentang bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup kalimat atau paragraf. Menurut beliau, Paragraf merupakan gabungan kalimat yang koheren atau padu. Ada 3 cara agar padu, Mengulang kata yang sebelumnya disebutkan, Mengganti dengan kata lain yang sama maknanya, dan memberi konjungsi antar kalimat. Paragraf itu terdiri atas 3 sampai 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas.
Paragraf bisa dimulai dr kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Dan paragraf akan berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup. Usahakan dalam membuat 1 paragraf, maksimal hanya 5 kalimat.
Menjadi seorang penulis juga membutuhkan sebuah pengorbanan. Karena kegiatan menulis pastilah dilakukan di sela-sela kegiatan utama kita. Sehingga akan mengorbankan sedikit waktu istirahat kita guna menulis. Sisipkan waktu khusus untuk menulis di sela waktu luang kita. Kita dapat memilih malam hari ketika semua pekerjaan selesai atau dini hari sebelum memulai pekerjaan. Semua itu tergantung kenyamanan dari si penulis.
Dengan begini, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak menulis. Jika kita sudah memantapkan hati, maka sejuta alasan yang akan datang, dapat tersisihkan oleh tekad kuat kita dalam menulis. Maka dari itu,mulailah menulis, dan mulailah menerbitkan Karya tulisan tersebut.
Mengapa demikian? Menulis adalah sarana mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Menulis di buku diary, itu adalah hasil mengungkapkan perasaan, begitupun juga menulis di media sosial merupakan curahan isi hati dan pikiran yang dibahasakan. Ini berarti semua orang pastilah bisa menulis.
Seseorang dapat dengan lancar berbicara tanpa harus berpikir terlebih dahulu, sementara ketika menulis, sangat susah pengungkapannya. Padahal esensi keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Alasannya adalah karena pembiasaan. Ketika kita terbiasa berbicara, maka tanpa berpikir pun semua kata-kata yang ada di pikiran akan keluar dengan rapi . Lain halnya dengan menulis, otot jari kita tidak pernah dibiasakan untuk menulis sehingga tidak ada koordinasi antara otak dan otot jari kita.
Cara memperbaikinya adalah dengan membiasakan menulis setiap hari, sehingga akan tercipta koordinasi dan kombinasi antara otak dengan otot jari kita. Ini juga akan membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis, maka ketika melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Kita akan cepat-cepat menuangkan rasa itu ke dalam suatu tulisan. Banyak media yang dapat digunakan sebagai tempat kita mencurahkan isi hati ke dalam tulisan,dapat berupa kertas, smartphone, notebook, laptop, atau mungkin media lainnya.
Gambar di atas adalah karya dari seorang mahasiswa dan santri yang telah berhasil menerbitkan buku di usia belianya. Jika melihat gambar tersebut, pastilah kita merefleksi diri, karya apa yang sudah berhasil kita buat hingga detik ini. Jadikan hal ini sebagai motivasi untuk bisa berkarya, mewujudkan sebuah buku terbitan sendiri. Lakukan langkah awal dengan mulai menulis .Bersama Dr Imron Roshidi, seorang penulis, guru berprestasi,instruktur, dan kepala sekolah, yang juga narasumber kuliah menulis online saat ini, kita akan diberikan kobaran motivasi menulis yang tiada henti dari beliau.
Menurut Pak Imron, menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca. Selanjutnya kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis.
Mengapa harus menulis?
ada beberapa alasan, seseorang diharuskan untuk menulis. Alasan tersebut antara lain:
- identitas diri
- uang/royalti
- popularitas
- terpaksa karena tuntutan tugas
- berbagi inspirasi
- menyuarakan kebenaran
- menyebarkan ilmu
Semua alasan tersebut sah-sah saja dalam kegiatan menulis. Selama alasan tersebut dapat menjadi motivasi bagi penulis, maka alasan itu masih dapat dibenarkan.
Beliau juga mengungkapkan ada dua alasan mengapa seorang guru tidak menulis yaitu belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan tidak tahu cara menulis. Ingat, menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Sebab orang yg tidak pernah salah hanyalah orang yang tak pernah berbuat apa-apa. Dengan kita pernah salah, setidaknya kita sudah mencoba dan akan belajar dari kesalahan tersebut.
Waktu menulis anggaplah sama ketika kita sedang berbicara. Begitu kata pak Imron. Kalau ada yg salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Teruslah menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai, mungkin 4 sampai 6 paragraf, kita dapat membaca lagi sambil membenahi yang salah.
Menulis merupakan sebuah keterampilan. Maka kita harus terus berlatih untuk mengasah keterampilan ini. Pak Imron mengibaratkan sebagaimana pemain sepak bola yang diharuskan untuk terus berlatih. Dia memerlukan vitamin sebagai penyokong kegiatan latihannya. Begitu pula seorang penulis, juga butuh vitamin untuk mendukung kegiatan menulisnya. Buku itulah vitamin untuk seorang penulis. Buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis dapat dijadikan asupan sebagai arahan kegiatan menulis sekaligus motivasi menulis.
Dalam menulis, perlu adanya sifat cuek. Artinya tidak perlu memikirkan tulisan kita yang awalnya tidak terlalu bagus. Yang terpenting adalah terus berlatih. Dengan berlatih akan ada peningkatan baik dari segi kedalaman konten maupun bahasa.
Buku apa yang kita tulis?
Sebelum menjawabnya, Pak imron menceritakan sedikit pengalaman beliau ketika awal menulis sebuah buku. Beliau menuturkan jika tulisannya diawali dengan menulis LKS karena pada saat itu LKS wajib dimiliki oleh siswa. Namun, LKS yang ada di pasar, hanya berupa pemberian soal dan ringkasan materi. Akhirnya beliau membuat LKS yang berbeda dan tentunya lebih lengkap dengan yang sudah ada.
Setelah itu, beliau menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran hingga sekarang beliau aktif menulis buku peruliahan dan umum.
Dari kisah beliau ini, kita dapat mengawali kegiatan menulis kita dengan membuat karya yang kita kuasai dan senangi. Misalkan kita senang berpuisi, kita dapat membuat buku kumpulan puisi, atau kita senang mendongeng untuk anak, kita dapat membuat buku anak, atau bagi yang suka membaca novel, kita dapat mulai membuat novel kita sendiri. Jika sudah lancar, kita dapat berlanjut ke buku umum dengan tema yang sedang trend sekarang, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran.
Bagaimana langkahnya? dalam menulis buku, kita dapat mengikuti melangkah berikut.
- Bacalah beberapa buku untuk menentukan lay out dan gaya menulis
- Buatlah judul dan kerangka buku
- Kumpulkan berbagai literatur yang mendukung
- Lakukan pendalaman materi
Pendalaman materi dapat dilakukan dengan prinsip 3 P yaitu
1. Person
Banyak berdiskusi dg orang-orang atau para ahli tentang apa yang akan kita tulis
2. Paper
Membeli atau mengumpulkan berbagai buku, majalah, jurnal dan lainnya sesuai dengan materi yang akan kita tulis.
3. Place. Mendatangi tempat yang akan kita tulis. Kalau mau menulis tentang pesantren, perbanyak datang ke pesantren
- Mulai menulis dari bab yang dikuasai
- Apabila terjadi blank ide,lakukan pendalaman materi lagi
- Menulislah lagi dan jangan takut salah
- Lakukan editing
- Terbitkan
Pada saat kita menulis, Pak Imron mengatakan jika ada kalanya kita mengalami mandeg ide. Menurut beliau, kurangnya motivasi bisa menjadi penyebab kemandegan. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum kita menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yg akan ditulis
Seorang penulis itu harus selalu mempersejatai diri dengan sebuah pena dan caatan. Ini mengantisipasi untuk mencatat ide yg muncul dengan tiba-tiba. Segera tulislah ide tersebut dan tidak boleh ditunda.Terus tentukan, menulis dalan bentuk yang paling sederhana, artikel populer atau dibuat cerita panjang.
Mengawali paragraf
Lebih lanjut beliau menjelaskan tentang bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup kalimat atau paragraf. Menurut beliau, Paragraf merupakan gabungan kalimat yang koheren atau padu. Ada 3 cara agar padu, Mengulang kata yang sebelumnya disebutkan, Mengganti dengan kata lain yang sama maknanya, dan memberi konjungsi antar kalimat. Paragraf itu terdiri atas 3 sampai 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas.
Paragraf bisa dimulai dr kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Dan paragraf akan berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup. Usahakan dalam membuat 1 paragraf, maksimal hanya 5 kalimat.
Menjadi seorang penulis juga membutuhkan sebuah pengorbanan. Karena kegiatan menulis pastilah dilakukan di sela-sela kegiatan utama kita. Sehingga akan mengorbankan sedikit waktu istirahat kita guna menulis. Sisipkan waktu khusus untuk menulis di sela waktu luang kita. Kita dapat memilih malam hari ketika semua pekerjaan selesai atau dini hari sebelum memulai pekerjaan. Semua itu tergantung kenyamanan dari si penulis.
Dengan begini, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak menulis. Jika kita sudah memantapkan hati, maka sejuta alasan yang akan datang, dapat tersisihkan oleh tekad kuat kita dalam menulis. Maka dari itu,mulailah menulis, dan mulailah menerbitkan Karya tulisan tersebut.
ayo belajar menulis sama pak imron rosidi
BalasHapusinsyaAllah siap
HapusMantul sekali Bu nora
BalasHapus