Langsung ke konten utama

MOTIVASI MENULIS SETIAP HARI

Narasumber kali ini sungguh luar biasa. Serasa penulis sedang berbincang langsung dengan beliau sembari duduk santai di teras rumah. Santai tapi runtut dan lengkap. Membuat penulis ingin segera membuat resume dari apa yang disampaikan oleh beliau.
Dialah bapak Dadang Kadarusman, seorang trainer dan motivator nasional yang handal. Bidang yang beliau geluti adalah leadership, personal development, dan spiritualism. Bersama beliau, akan diberikan motivasi bagaimana menulis setiap hari.

Diawali dengan pertanyaan beliau tentang dua hal, lebih susah mana antara menulis dan menerbitkan sebuah buku? pasti jawaban sebagian besar dari kita adalah menerbitkan buku. Pikiran kita pasti terfokus tentang bagaimana cara menerbitkan buku dengan cepat dan mudah. Dan mungkin itu yang dialami oleh sebagian besar para penulis pemula, terlalu fokus tentang bagaimana buku atau karya kita dapat segera terbit. 

Padahal ini adalah pola pikir yang salah. Tantangan terbesar yang harus kita hadapi sekarang adalah bagaimana cara kita untuk dapat menghasilkan karya berupa tulisan setiap hari. Jika kita mampu menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi tetapi merekalah yang akan datang kepada kita.


Menulis atau menerbitkan buku?
Untuk menjawab hal ini, pak Dadang melakukan sedikit research kecil untuk menanyakan pendapat seseorang tentang menulis setiap hari. Dan bagi kebanyakan orang, akan terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Tidak semua orang bisa dan mampu menulis setiap hari. 

Bahkan ada beberapa penulis yang menggunakan jasa ghost writer untuk menuangkan ide-ide nya ke dalam sebuah tulisan. Nantinya kumpulan tulisan tersebut akan digabungkan menjadi sebuah buku untuk diterbitkan. Tentunya atas nama si empunya ide tadi, bukan si ghost writer. Menurut Pak Dadang, ini adalah salah satu efek dari seseorang yang lebih mengutamakan pada upaya penerbitan buku. Dia hanya akan mampu menerbitkan buku 1 atau 2 buku saja karena pada prosesnya masih bergantung pada orang lain untuk berkarya.

Beda halnya dengan seseorang yang lebih mengutamakan mengasah ketrampilan menulisnya melalui menulis setiap hari terlebih dahulu tanpa harus terfikir bagaimana cara menerbitkan bukunya. Dia akan menghasilkan karya-karya tulisan yang bagus tanpa harus bergantung pada orang lain, sehingga akan mudah bagi dia untuk menerbitkan buku secara mandiri kapanpun dia mau.


Pentingnya menulis setiap hari
Mengapa kita harus menulis setiap hari? Menurut pak Dadang, ada beberapa hal yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. 
Kita pasti sering mendengar kata "Ala Bisa Karena Terbiasa". Mungkin ungkapan tersebut cocok untuk menjawab mengapa menulis setiap hari itu diperlukan. Jika kita melatih diri kita untuk membuat tulisan setiap hari, maka otot-otot dan otak kita akan merekam kebiasaan baru tersebut. Semakin lama kita terbiasa menulis, maka kita akan semakin terampil. Jari jemari kita seakan bergerak sendiri mengikuti ide-ide yang ada di pikiran kita. 

Lebih lanjut pak Dadang menjelaskan bahwa banyak orang ketika menjadi seorang pembicara sangat handal, dia sangat pandai mengemukakan gagasannya, diutarakan gagasan itu dengan sangat apik dan runtut. Tetapi, ketika diminta untuk mengcovert apa yang sudah dia utarakan menjadi sebuah tulisan, tidak semua orang mahir, semahir ketika dia berbicara. Ini dikarenakan sebagian energinya terfokus pada penyampaian secara lisan, sehingga sangat susah ketika ide-idenya dituangkan dalam bentuk tulisan. Cara memperbaikinya adalah dengan mengalihkan sebagian energinya untuk penyampaian secara tertulis. Biasakan hal itu setiap hari, maka akan tercipta koordinasi dan kombinasi antara otak dengan otot jari kita. Bahkan mungkin kemampuan menuangkan gagasan kita secara tulis akan lebih cepat daripada lisan, buah dari menulis setiap hari.

Alasan kedua menurut Pak Dadang, mengapa kita perlu menulis setiap hari adalah karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis, maka ketika melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Kita akan cepat-cepat menuangkan rasa itu ke dalam suatu tulisan. Banyak media yang dapat digunakan sebagai tempat kita mencurahkan isi hati ke dalam tulisan,dapat berupa kertas, smartphone, notebook, laptop, atau mungkin media lainnya. 

Alasan berikutnya menurut pak Dadang adalah menulis setiap hari itu merupakan suatu healing remedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.

Jadi pada intinya adalah menulis setiap hari diperlukan karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri. 


Mengasah kemampuan menulis
Pak Dadang menuturkan dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita tanpa menulis. Buatlah komitmen pada diri sendiri bahwa 1 hari harus bisa menghasilkan sebuah artikel. Mengapa harus artikel? karena artikel adalah sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Jadi, yang terpenting dalam 1 hari itu ada karya tulis kita yang kalau dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Namun jika tidak ada pembaca yang melirik tulisan kita, kita tidak perlu berkecil hati. Boleh jadi tulisan kita belum memberikan feedback positif bagi pembaca. Kita tetap berkomitmen untuk menulis setiap hari hingga sampai ke titik tulisan. kita sudah memenuhi standar minimum untuk dibaca orang, maka akan banyak pembaca yang mengunjungi tulisan kita. 

Jangan terlalu terpatok pada tema dan jumlah kata. Bagi pemula,2-3 paragraf sudah bagus, lalu mintalah orang lain membacanya. jika orang itu sudah paham, tingkatkan jumlah paragraf per harinya. lakukan itu setiap hari secara bertahap. Jadi, teruslah praktek menulis dan sering-seringlah untuk meminta saran dan masukan orang lain atas tulisan kita. 


Faktor pendorong menjadi seorang penulis
Pak Dadang mengajak kita berefleksi, kemudian bertanya pada diri kita sendiri, apa yang menjadi alasan utama kita menjadi panulis? Mungkin sebagian orang akan menjawab karena dorongan materi. Karena iming-iming penerbit mengenai royalti yang akan diperoleh jika berhasil menerbitkan sebuah karya. Ini diperbolehkan menurut pak Dadang, tetapi beliau berpesan jangan dijadikan materi sebagai alasan utama. Menulislah dengan dorongan ingin berbagi pengetahuan dan bermanfaat untuk orang lain. Hal ini jauh lebih penting dibandingkan dengan alasan materi semata. 

Jika materi sebagai alasan utama, kita juga bisa kecewa jika bayaran yang diterima ternyata tidak seperti apa yang kita harapkan. Menulislah karena ingin menebar manfaat dan mendapatkan materi jadikan sebagai bonus dari usaha menulis kita. 

Yang terpenting, tidak hal apa yang bisa membuat kita ingin menulis. Jika sudah ketemu, nanti akan dengan sendirinya kita dapat menulis secara produktif

Menangkap Ide
Pak Dadang mengatakan  bahwa segala hal yang dapat ditangkap oleh panca indra kita adalah sumber ide. Tinggal bagaimana kita mengolah ide itu saja menjadi sebuah tulisan. Beliau mencotohkan, jika saat ini yang panca indera tangkap adalah nymunyi AC, itu adalah sumber ide. Kita melihat seseorang lewat di depan rumah, itu juga sumber ide. Atau saat ini kita tiba -tiba mendengar bunyi 'PRAAANG', itu juga dapat dijadikan sumber ide. Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan. Maka dari itu kita semua sebenarnya dapat menulis setiap hari.

Pada intinya, luruskanlah niat kita untuk menulis terlebih dahulu. Lakukan latihan dengan terus menerus menulis setiap hari. Buatlah komitmen pada  diri sendiri untuk dapat menghasilkan suatu tulisan yang bermanfaat  bagi orang lain setiap harinya. Niscaya bonus-bonus menarik yang lain akan mengikuti.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

FINALLY,,,DONE

Berawal dari bulan Maret yaitu semenjak pandemi dimulai, dimulai juga menimba ilmu secara online di grup belajar menulis yang diampu oleh om Jay, blogger ternama Nasional. Meskipun WFH dilakukan, kreatifitas dan inovasi harus tetap berjalan. Grup belajar menulis secara online menjadi pilihan. Banyak materi penulisan yang dipaparkan di grup belajar ini. Semuanya dikupas tuntas oleh para penulis ternama Indonesia. Sebut saja Akbar Zainuddin dan Munif Chatib. Siapa sih yang tidak mengenal beliau berdua. Buku karangan beliau menjadi best seller di beberapa toko buku besar. Beliau berdua hanyalah sedikit dari narasumber yang memberi paparan di pelatihan menulis online ini. Masih banyak narasumber yang hebat dan ternama yang bersedia memberikan ilmunya tentang dunia penulisan.  Menimba ilmu dari pakarnya langsung memang berbeda. Bahkan, seseorang yang belum pernah sekalipun menulis, setelah mengikuti pelatihan ini pasti akan terkena virus menulis dan mulai menulis. Awalnya pasti tidak lancar

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

TIPS MEMBUKUKAN HASIL RESUME PELATIHAN

Jika dulu kita mendengar kata webinar atau kulwap, pasti sangat asing di telinga kita. Karena tidak dapat dibayangkan, apa bisa pelatihan/workshop/seminar yang dilakukan secara online baik dari YouTube atau WA? Namun, di tengah pandemi seperti sekarang, dimana kerumunan sangatlah dilarang dan masyarakat masih haus akan keilmuan, pelatihan secara online adalah solusi dari permasalahan ini. Saat ini penyelenggaraan webinar sedang digandrungi oleh banyak pihak. Baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh instansi maupun pribadi. Semua berlomba-lomba untuk menawarkan acara webinar dengan seabrek manfaat yang didapat. Entah itu yang pelaksanaannya gratis, maupun yang berbayar. Prospek webinar di masa pandemi ini sedang begitu gemilang.  Banyaknya acara webinar yang diselenggarakan, juga memberikan suatu permasalahan. Apakah kita mengikuti webinar tersebut hanya untuk mengejar sertifikat yang ditawarkan atau benar-benar ingin memperoleh ilmu baru. Sebenarnya dua tujuan ini diperbolehkan selama k