Langsung ke konten utama

ASSESSMEN MERDEKA BELAJAR, SEPERTI APA?

Konsep merdeka belajar yang diusung oleh bapak menteri pendidikan dan kebudayaan, bapak Nadiem Makarim, memang selalu menarik untuk diperbincangkan. Apalagi beberapa kebijakan yang diusulkan, dinilai suatu gebrakan tersendiri pada dunia pendidikan. Ujian nasional misalnya. Dalam konsep merdeka belajar, ujian nasional akan digantikan oleh Asessmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA. Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya. 

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana bentuk tes dan cara penilaian pada asessmen tersebut. Tentunya ini harus dapat mewadahi berbagai macam kemampuan yang diharapkan pada konsep merdeka belajar. Sebelum dibahas lebih lanjut, kita sebaiknya mengetahui apa itu assesmen dan apa saja prinsipnya. 

Apa itu Assesmen?
Dilansir dari seputar pengetahuan.co.id, assessmen atau disebut juga penilaian adalah suatu cara atau alat yang digunakan untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan pencapaian kompetensi dari peserta didik. Assessmen memiliki fungsi yaitu :
  • Fungsi formatif yaitu dimana assessment dipakai untuk memberikan umpan balik atau feedback terhadap para guru untuk dijadikan dasar ketika memperbaiki dan membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial untuk para peserta didik.

  • Fungsi Sumatif sebagai penentu nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran tertentu, sehingga selanjutnya bisa dijadikan bahan memberikan laporan, menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus.

Assessmen sendiri memiliki 3 prinsip yaitu assesmen terhadap belajar, assesmen untuk belajar dan assessmen sebagai belajar. Assessmen terhadap belajar artinya adalah melakukan penilaian terhadap keseluruhan proses pembelajaran baik penilaian secara formatif maupun sumatif. Sedangkan assesmen untuk dan sebagai belajar, berarti penilaian yang diperoleh digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi guru untuk berefleksi diri terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Prinsip assessmen untuk dan sebagai belajar lebih kepada fungsi formatif dari assessmen itu sendiri. 

Merdeka Belajar
Merdeka belajar yang diharapkan untuk dilakukan haruslah mengikuti prinsip mandiri, refleksi dan berdaya. Mandiri berarti siswa mampu mengembangkan karakter tidak takut salah untuk menyampaikan dan melakukan sesuatu, jikalau pun salah, siswa  dapat memperbaiki kesalahannya sendiri. Disamping itu, melalui prinsip mandiri ini, diharapkan siswa menjadi tahu kapan dan bagaimana siswa menggunakan keterampilan yang dimiliki serta siswa tahu kapan dan kepada siapa siswa dapat  meminta bantuan. 

Refleksi, memiliki arti bahwa pada merdeka belajar, siswa menjadi lebih sering melakukan refleksi tentang apa saja kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswa, apa saja kelemahan dan kekuatan siswa dalam belajar dan siswa memberikan umpan balik kepada diri sendiri. Dengan refleksi ini, siswa akan semakin paham dengan diri dan karakternya sehingga dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk membantu proses belajar siswa. Berdaya dalam merdeka belajar mempunyai maksud bahwa keterampilan yang dimiliki  siswa hasil dari belajarnya, dapat dibagikan kepada orang lain dan dari keterampilan tersebut diharapkan pula akan memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan sekitarnya. 

Prinsip merdeka belajar ini sebenarnya telah sesuai dengan visi presiden yang didukung oleh Kemendikbud dimana pendidikan diharapkan dapat mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Hal ini dapat dilakukan melalui terciptanya pelajar Pancasila yang berpikir kritis, kreatif, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan global serta beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 

Mengapa assessmen merdeka belajar?
Assessmen merdeka belajar memang berbeda dengan assessmen pada konsep pembelajaran yang biasanya. Tes yang digunakan tidak berbentuk pilihan ganda.  Tes yang digunakan haruslah dalam bentuk tes essay yang dapat mengembangkan kemampuan literasi, numerik dan karakter siswa. Oleh karena itu, assessmen ini memiliki kelebihan yaitu :
  1. Siswa sebagai asesor
  2. Siswa dapat memonitor pembelajarannya sendiri
  3. Siswa dapat menggunakan strategi dan mengambil keputusan
  4. Membantu siswa dalam belajar
  5. Siswa dapat melihat sendiri proses belajarnya
  6. Memotivasi siswa dalam belajar
  7. Melatih regulasi diri
Melalui assessmen ini, diharapkan profil pelajar Pancasila seperti yang menjadi visi dari Kemendikbud dapat tercapai. Siswa menjadi terbiasa berpikir kritis, kreatif dan mandiri dalam proses belajarnya. Imbasnya, siswa menjadi lebih mudah mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang dimiliki di lingkungan masyarakatnya.

Bagaimana menerapkan assessmen merdeka belajar?
Pembelajaran merdeka belajar haruslah menggunakan metode yang mewadahi ketiga kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan pembelajaran. Yaitu membentuk siswa yang berkarakter mulia, berliterasi tinggi dan mempunyai kemampuan numerik. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah collaborative learning dan scientific learning. Collaborative learning berarti siswa belajar secara bersama-sama dalam suatu kelompok untuk mencapai hasil yang diharapkan. Melalui collaborative learning, siswa akan belajar untuk bekerjasama, gotong royong, toleransi, saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuannya. Diskusi adalah metode yang tepat dalam pembelajaran ini. Banyak teknik diskusi yang dapat dilakukan sepery fish ball, snow ball, talk and question (tanya jawab) dan sebagainya. Melalui diskusi, beberapa karakter siswa akan terbentuk dan guru dapat dengan mudah melakukan penilaian. 

Disamping itu, scientific learning juga dapat digunakan untuk pembelajaran merdeka belajar. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir ilmiah, berpikir kritis dan kreatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada pemberian project, pelaksanaan suatu proses, dan pembuatan produk, biasanya digunakan pada model pembelajaran ini. Pembelajaran berbasis sains akan membantu guru untuk melakukan penilaian terdapat kemampuan literasi dan numerasi. Contoh bentuk pemberian assessmen berbasis proyek. 

Siswa diberikan deskripsi tugas sesuai dengan materi yang dipelajari 


Siswa diberikan petunjuk pengerjaan dari tugas yang diberikan. Petunjuk ini akan membantu siswa untuk fokus dalam mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 


Siswa mulai membuat tugas sesuai dengan petunjuk pengerjaan (langkah 2 hingga langkah 5)





Guru memberikan pengayaan untuk melatih berpikir tingkat tinggi siswa dengan memberikan soal tantangan baru


Guru memberikan penilaian terhadap aspek pengetahuan dan inovasi siswa



Langkah diatas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan numerik siswa. Didalamnya juga dapat diukur karakter siswa yang meliputi sikap disiplin, percaya diri, tanggung jawab dan lainnya. Sedangkan untuk mengukur kemampuan literasi siswa, dapat digunakan contoh assessmen berikut ini. 






Siswa diberikan bahan bacaan dengan judul "srot-srot". Siswa diminta untuk membaca bacaan tersebut secara menyeluruh. Setelah aktivitas membaca, siswa diberikan lembar kerja yang berhubungan dengan bacaan. Tujuannya adalah siswa tidak hanya sekedar membaca saja tetapi dapat menganalisis bacaan tersebut. Melalui lembar kerja ini, guru dapat melakukan penilaian terhadap kemampuan literasi siswa. Harapannya siswa tidak hanya berliterasi biasa melainkan melakukan kegiatan literasi tingkat tinggi. Siswa paham bacaan ,siswa dapat melakukan analisis dari badai tersebut serta siswa dapat menghubungkan hasil bacaan dengan apa yang terjadi di keseharian siswa. 

Kemampuan siswa akan berkembang dengan baik tergantung pada penilaian yang diberikan oleh guru. Siswa akan belajar dari proses belajar yang dialami siswa sendiri. Siswa juga akan terbiasa menggunakan strategi dalam mengamy keputusan guna mencapai tujuan penilaian. Penilaian tingkat tinggi yang diberikan oleh guru akan mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Dan sebaliknya, penilaian yang mudah, akan menekan kemampuan berpikir siswa. 


Referensi :
  • Materi webinar OPEN FEST dengan judul Assessmen Merdeka Belajar narasumber Marsaria Primadona, program manager sekolah cikal
  • www.tanggaedu.com
  • www.seputarpengetahuan.co.id










Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

KIAT MEMBUKUKAN LAPORAN PTK

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia). Terdapat berbagai macam karya ilmiah, diantaranya hasil seminar atau workshop, laporan penelitian, makalah, artikel atau jurnal penelitian dan lainnya. Skripsi, tesis, dan disertasi pun tergolong jenis karya ilmiah. Apapun tipe penelitian yang dilakukan, baik penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dan pengembangan (R&D), penelitian kualitatif ataupun penelitian eksperimen, jika dibuat dalam bentuk laporan penelitian maka disebut karya ilmiah. Salah satu jenis laporan penelitian yang sering dibuat oleh pengajar  adalah laporan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.  Penelitian ini biasanya dilakukan oleh pengajar yang in

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DARI RUMAH

Wabah Covid 19 yang belum tau kapan meredanya, membuat banyak pihak bertanya-tanya, kapan kondisi akan kembali normal seperti biasa? Tak terkecuali bagi dunia pendidikan. Selama pandemi Covid 19 menyerang, kegiatan di bidang pendidikan seakan lumpuh. Banyak kebijakan yang akhirnya membuat sektor ini mengambil langkah yang dilematis. Di satu sisi, melaksanakan anjuran dari pemerintah yang mengharuskan adanya social dan physical distancing guna menekan penyebaran virus Covid 19. Tapi di sisi lain, pembelajaran harus tetap terlaksana. Hak siswa untuk mendapatkan pengajaran harus tetap diterima. Akhirnya jalan tengahpun dilakukan. Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan ini. Namun pertanyaannya, bagaimana membuat pembelajaran yang efektif selama PJJ? Keputusan pelaksanan PJJ yang serba mendadak, membuat para pelaku pendidikan sangat tidak siap. Tidak hanya guru dan siswa, orang tua, kepala sekolah hingga pengambil kebijakan pendidikan lainnyapun mau tidak mau haru