Langsung ke konten utama

Apa Motivasi Anda Menulis dan Menerbitkan Buku?



Menulis...Jika memikirkan satu kata ini, apa yang kemudian terlintas di benak kita? Bagi saya, menulis merupakan sebuah kegiatan untuk menyalurkan ide-ide, uneg-uneg, perasaan di hati, curahan di pikiran dan apapun itu yang tidak dapat saya tuangkan secara lisan. Tidak hanya itu, menulis juga sebagai wahana bagi saya untuk berbagi sesuatu kepada pembaca yang berkenan membaca tulisan saya. Banyak yang mengatakan kegiatan menulis itu susah. Bingung bagaimana harus memulainya. Kalimat apa yang harus dituliskan dan masalah lainnya. Padahal menulis tidak ada bedanya dengan berbicara. Hanya saja berbeda cara penyampaian. Yang satu lewat tulisan, yang lain secara lisan. Lalu apa susahnya???

Apalagi jika ada yang mengajak menulis dengan tujuan untuk menerbitkan buku. Tidak banyak yang menerima tawaran ini. Hanya yang bermotivasi kuat dan berjiwa literat yang akan menerima tawaran ini. Lalu apa saja yang sebenarnya dapat menjadikan motivasi semakin kuat agar mampu menulis dan menerbitkan buku sendiri?

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan motivasi dalam menulis dan menerbitkan buku, antara lain :

1. Royalti

Royalti atau keuntungan dari hasil penjualan buku menjadi salah satu daya pikat tersendiri bagi para penulis. Apalagi jika buku tersebut diterbitkan oleh penerbit mayor yang penerbitan nya tidak mengeluarkan uang sepeserpun tetapi malah penulisnya akan mendapatkan royalti / keuntungan dari hasil penjualan buku. Pastilah sangat menggiurkan.

Namun, tidak menutup kemungkinan juga bagi buku hasil terbitan penerbit indie untuk menjadi best seller. Jika tema yang diangkat bagus dan dibutuhkan pembaca saat itu, pastilah buku terbitan penerbit indie pun akan banyak dicari dan sangat laku terjual. Imbasnya, keuntungan tersendiri bagi si penulis. 


2. Hobi

Ada juga yang ingin menulis karena memang hobi menulis. Kurang afdhol rasanya jika apa yang menjadi uneg-unegnya tidak dituangkan dalam bentuk tulisan. Alhasil, menulis buku menjadi salah satu sarana untuk menyalurkan hasrat ingin terus menulis tadi. Bagi yang mempunyai hobi menulis, kegiatan menulis menjadi sarana baginya untuk mencurahkan segala isi hati. Baginya, menulis akan memberikan kepuasan dan rasa lega karena sudah berhasil menuangkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan. 


3. Ingin dikenal banyak orang (personal branding)

Ada juga orang yang menjadi penulis karena ingin dikenal dan mempunyai banyak kenalan. Hal ini karena melalui buku lah komunikasi dengan dunia luar dapat terjalin. Melalui buku hasil karyanya pula, penulis buku akan dikenal oleh para penikmat dan pembeli buku tersebut. 

Dan ada juga yang pada akhirnya, penulis buku yang diundang menjadi pembicara di acara seminar, Motivator, trainer bahkan ada yang ditawari menjadi sutradara karena cerita dalam bukunya akan diangkat ke layar lebar. Sebagai contoh buku-buku karya Habiburrahman, asma Nadia, Raditya Dika, dan lain-lain merupakan salah satu dari sekian banyak penulis yang cerita dalam bukunya diangkat ke layar lebar.  Ada lagi karya Andrea Hirata, JK Rowling, dan masih banyak lagi. Dari yang awalnya tidak banyak yang kenal, lewat buku lah mereka menjadi terkenal.


4. Ingin naik pangkat

Nah ini biasanya berlaku bagi guru penulis. Adanya angka kredit guru mengharuskan para guru untuk berlomba-lomba mencapai angka kredit terbaik. Publikasi ilmiah adalah salah satu caranya. Menulis dan menerbitkan  n merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan itu.  Gunanya apa? selain untuk naik pangkat, tentu saja harus disertai dengan niat untuk pengembangan diri juga. Tidak boleh hanya sekedar mengejar angka kredit, hingga melupakan esensi dari kegiatan yang diikuti yaitu untuk menambah ilmu dan mengupgrade diri. Lalu, apakah tidak boleh jika motivasi menulis buku karena ingin naik pangkat?? Tentu saja hal itu diperbolehkan.  Yang terpenting adalah adanya motivasi tinggi maka kita akan menjadi terpacu dan bersemangat untuk berkarya.


Setiap penulis pasti memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mulai menulis dan menerbitkan buku. Namun, dari semua motivasi yang dimiliki, alangkah baiknya jika dalam diri si penulis juga terpatri bahwa salah satu motivasinya adalah semangat untuk berbagi dan bermanfaat untuk orang lain. Pasti senang bukan jika buku yang kita tulis diminati dan dibaca oleh banyak orang. Apalagi jika dari buku tersebut memberikan motivasi juga bagi orang lain. Kesenangan berganda tentunya. 

Disamping itu, seseorang yang menulis, maka dia akan hidup sepanjang masa. Meskipun raga sudah tidak lagi ada, namun nama dan karyanya akan tetap dikenang selamanya. Sebut saja Pramoedya Ananta Toer, NH. Dini, dan Buya Hamka. Siapa yang tidak mengenal para penulis ini. Karyanya begitu luar biasa hingga meskipun beliau semua sudah tidak lagi bersama kita, nama dan karyanya tidak akan pernah dilupa. 

Komentar

  1. Keren seklai terima kasih ilmunya Bu Nora

    BalasHapus
  2. Niatkan menulis utk berbagi ilmu dan pengalaman

    BalasHapus
  3. terima kasih untuk ide baik memotivasi untuk terus menulis
    kunjungi: bit.ly/WebGrefer

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SECARIK PESAN OM JAY, MENULISLAH !!!

Menulis adalah seni merangkai kata menjadi sebuah kalimat, bagaimana membuat kalimat yang cantik sehingga dapat dilirik pembaca, dan bagaimana tulisan yang dihasilkan berhasil menggugah emosi pembaca. Tidak mudah memang.Menghasilkan suatu karya seni tulisan yang indah butuh banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Tetapi ini bukan hal yang tidak mungkin. Jika ada keinginan belajar, maka segalanya akan menjadi mungkin. Dari belajar menulis yang paling sederhana, cerita pribadi kita yang bisa kita tulis sebagai curahan hati, cerita apapun itu, entah itu penting atau tidak, tetap lah ditulis. Belajar dari banyak membaca karya orang lain. Ini penting untuk memperkaya diksi kita, mengenal gaya-gaya tulisan berbagai macam penulis, dan bisa juga sebagai latihan untuk memancing emosi kita. Selanjutnya belajar dari yang benar-benar pakar nya menulis. Ini harus ada penghubung yang bisa memfasilitasi kita untuk belajar dari para pakar menulis yang handal. Om Jay, founder komunitas sejuta

KIAT MEMBUKUKAN LAPORAN PTK

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia). Terdapat berbagai macam karya ilmiah, diantaranya hasil seminar atau workshop, laporan penelitian, makalah, artikel atau jurnal penelitian dan lainnya. Skripsi, tesis, dan disertasi pun tergolong jenis karya ilmiah. Apapun tipe penelitian yang dilakukan, baik penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dan pengembangan (R&D), penelitian kualitatif ataupun penelitian eksperimen, jika dibuat dalam bentuk laporan penelitian maka disebut karya ilmiah. Salah satu jenis laporan penelitian yang sering dibuat oleh pengajar  adalah laporan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.  Penelitian ini biasanya dilakukan oleh pengajar yang in

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DARI RUMAH

Wabah Covid 19 yang belum tau kapan meredanya, membuat banyak pihak bertanya-tanya, kapan kondisi akan kembali normal seperti biasa? Tak terkecuali bagi dunia pendidikan. Selama pandemi Covid 19 menyerang, kegiatan di bidang pendidikan seakan lumpuh. Banyak kebijakan yang akhirnya membuat sektor ini mengambil langkah yang dilematis. Di satu sisi, melaksanakan anjuran dari pemerintah yang mengharuskan adanya social dan physical distancing guna menekan penyebaran virus Covid 19. Tapi di sisi lain, pembelajaran harus tetap terlaksana. Hak siswa untuk mendapatkan pengajaran harus tetap diterima. Akhirnya jalan tengahpun dilakukan. Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan ini. Namun pertanyaannya, bagaimana membuat pembelajaran yang efektif selama PJJ? Keputusan pelaksanan PJJ yang serba mendadak, membuat para pelaku pendidikan sangat tidak siap. Tidak hanya guru dan siswa, orang tua, kepala sekolah hingga pengambil kebijakan pendidikan lainnyapun mau tidak mau haru